Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Bongkar Biang Kerok Harga Cabai Makin 'Pedas'

BPS membeberkan penyebab harga cabai masih meroket hingga pekan kedua November 2023.
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan penyebab harga cabai masih meroket hingga pekan kedua November 2023. Adapun, harga cabai rawit merah tembus sebesar Rp73.210 per kilogram.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebut cabai masih menjadi komoditas utama penyumbang peningkatan indeks perkembangan harga (IPH) hingga pekan kedu November 2023.

Terdapat 351 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH akibat lonjakan cabai merah, dan 320 kabupaten/kota akibat cabai rawit merah. Adapun 10 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH tertinggi di atas 5% pada pekan kedua November 2023 antara lain Kabupaten Boalemo, Kabupaten Lombok Barat, Pagar Alam, Lahat, Banyu Asin, Bangka Barat, Tulang Bawang, Pringsewu, Kota Solok, dan Pasuruan.

Amalia mengatakan harga cabai merah dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan telah naik Rp20.000. Dia pun membeberkan penyebab harga cabai yang melonjak signifikan. Menurutnya pasokan cabai yang berkurang dan masalah distribusi menjadi faktor lonjakan harga cabai di banyak wilayah.

"Cabai rawit meroket harganya karena memang selain pasokan yang kurang ternyata juga yang perlu dipantau adalah kelancaran distribusi di daerah-daerah, terutama yang mengalami kenaikan harga yang cukup tajam," ujar Amalia dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi, Senin (13/11/2023).

Selain cabai, gula pasir juga menjadi komoditas utama penyumbang kenaikan IPH pada pekan kedua November 2023. Amalia mengatakan bahwa gula pasir menyumbang kenaikan IPH di 315 kabupaten/kota.

"Harga gula pasir masih terus meningkat belum ada tanda melandai," katanya.

Sedangkan komoditas beras, Amalia menyebut harganya sudah cenderung flat, tetapi masih di level yang tinggi dan belum menunjukkan adanya gelagat penurunan. BPS mencatat, sari 159 Kabupaten/Kota terdapat 31 Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga beras secara signifikan.

Adapun BPS mengusulkan agar pemerintah perlu memastikan stok beras yang ada telah didistribusikan secara merata kepada masyarakat di berbagai wilayah. Dengan begitu, diharap harga beras dapat segera melandai.

"Mungkin kalau boleh kami sarankan beras ini boleh dipantau distribusinya untuk bisa menjangkau daerah yang berasnya sebagai kontribusi utama terhadap inflasi dan kenaikan IPH," kata Amalia.

Menyitir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium per hari ini 13 November 2023 tercatat sebesar Rp13.180 per kilogram atau naik 0,08% dari harga kemarin. Harga beras tersebut masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Perbadan No.7/2023 sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram.

Sedangkan harga cabai merah keriting harga per hari ini naik 0,9% menjadi Rp63.720 per kilogram dan cabai rawit merah naik 1,04% menjadi Rp73.210 per kilogram. Begitupun harga gula pasir masih menunjukkan tren menanjak, hari ini harganya naik 0,98% menjadi Rp16.410 per kilogram. Harga tersebut masih di atas harga terbaru yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp16.000 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper