Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pecah Telor! Grab Raih Laba Sebelum Pajak Rp454 Miliar di Kuartal III/2023

Grab mencatat laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang disesuaikan atau adjusted EBITDA US$29 juta (Rp454 miliar) pada kuartal III/2023.
Tampilan mode hening di aplikasi Grab Car/dok. Grab
Tampilan mode hening di aplikasi Grab Car/dok. Grab

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan superapp Grab Holdings Ltd. membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kalinya dalam sejarah setelah berdiri lebih dari satu dekade.

Melansir Bloomberg, Jumat (10/11/2023), Grab mengatakan bahwa laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang disesuaikan atau adjusted EBITDA mencapai US$29 juta atau Rp454 miliar pada kuartal III/2023.

Laba ini jauh di atas proyeksi analis yang rata-rata memperkirakan laba senilai US$9,5 juta.

Perusahaan yang berbasis di Singapura ini telah berekspansi dengan cepat di seluruh Asia Tenggara sejak didirikan pada tahun 2012. Sejak berdiri, Grab terus mengalami kerugian yang semakin besar seiring dengan pengeluaran untuk menarik para mitra pengemudi dan pengguna di tengah persaingan yang ketat dengan kompetitornya seperti GoTo dan Sea Ltd.

Perlambatan pertumbuhan telah mendorong Grab untuk fokus pada profitabilitas dan pengendalian biaya. Grab mengatakan pada bulan Juni bahwa mereka akan melakukan PHK terhadap lebih dari 1.000 karyawan.

Analis Evercore ISI Mark Mahaney mengatakan tren di seluruh segmen ride-hailing Grab menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang jelas

"Akselerasi lebih lanjut diperkirakan akan terjadi pada kuartal ini,” ungkap Mahaney seperti dikutip Bloomberg, Jumat (10/11/2023).

Sementara itu, pendapatan Grab naik 61% menjadi US$615 juta selama kuartal tersebut, melambat dari tahun-tahun sebelumnya karena pelanggan di Asia Tenggara membatasi pengeluaran akibat inflasi dan suku bunga yang tinggi.

Pertumbuhan permintaan juga melambat seiring dengan meluasnya basis pelanggan Grab dan berkurangnya kesediaan konsumen untuk membayar lebih mahal demi kenyamanan pemesanan kendaraan dan pengantaran makanan di tengah kondisi ekonomi makro yang penuh tantangan.

Tercapainya profitabilitas merupakan langkah besar dalam upaya Grab untuk membuktikan kepada para investor bahwa mereka dapat menghasilkan keuntungan.

Meskipun Grab memimpin pasar ride-hailing dan pengantaran di Asia Tenggara, Grab masih belum mencapai laba bersih karena harus terus mengeluarkan biaya untuk menangkis saingannya seperti GoJek Indonesia dari GoTo.

Chief Financial Officer Peter Oey mengatakan salah satu target Grab selanjutnya adalah arus kas bebas yang positif, yang diharapkan dapat dicapai pada akhir tahun 2024.

”Nilai barang dagangan bruto pada bisnis mobilitas Grab, atau nilai total barang dan jasa yang terjual, ditargetkan untuk mencapai tingkat sebelum pandemi pada akhir tahun ini,” katanya.

Grab juga mengatakan bahwa kerugian setahun penuh yang telah disesuaikan diperkirakan mencapai US$20 juta hingga US$25 juta, turun dari dari US$30 juta - US$40 juta pada perkiraan Agustus lalu.

Jumlah pengguna yang bertransaksi bulanan di platformnya mencapai titik tertinggi sepanjang masa di angka 36 juta.

Saham Grab, yang telah menjadi salah satu startup terpanas di Asia Tenggara, turun sekitar 66% sejak IPO melalui perusahaan cek kosong AS pada akhir 2021. Namun, saham Grab cenderung stabil tahun ini karena kerugiannya menyempit, mengungguli saingan regional utamanya.

Grab mengatakan pada bulan Juni bahwa mereka memangkas lebih dari 1.000 tenaga kerja. Langkah ini menjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar yang dilakukan Grab sejak pandemi di tengah meningkatnya tekanan dari para investor agar perusahaan memangkas pengeluaran.

Pesaing Grab seperti Sea dan GoTo telah melakukan PHK terhadap ribuan pekerjaan tahun lalu. Grab juga telah menambahkan produk seperti langganan untuk layanan pengantaran untuk menarik lebih banyak pengguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper