Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Kereta Cepat Jakarta Surabaya Usai Pemerintahan Jokowi Berakhir

Kemenhub menjelaskan kelanjutan pembangunan Kereta Cepat Jakarta Surabaya saat pemerintahan Jokowi berakhir.
Presiden Joko Widodo menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (kini bernama WHOOSH) pada Selasa (19/9/2023). - Bloomberg/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (kini bernama WHOOSH) pada Selasa (19/9/2023). - Bloomberg/Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen untuk memastikan kelanjutan pembangunan Kereta Cepat Jakarta Surabaya pasca selesainya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan perpanjangan kereta cepat ke Surabaya merupakan salah satu proyek transportasi yang kemungkinan baru akan dimulai pembangunannya setelah pemerintahan Presiden Jokowi usai pada 2024.

Oleh karena itu, Budi Karya mengatakan sejumlah upaya akan dilakukan guna memastikan kelanjutan pembangunan proyek-proyek transportasi tersebut, termasuk Kereta Cepat Jakarta Surabaya.

Salah satu upaya tersebut adalah berkolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait proyek ini. Budi Karya menuturkan, dirinya telah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) untuk memastikan kelanjutan konstruksi perpanjangan kereta cepat hingga ke Surabaya.

“Untuk yang perpanjangan Kereta Cepat Bandung Surabaya kita serahkan ke Kemenko Marves yang melakukan upaya-upaya mitigasi untuk dilaksanakan,” kata Budi Karya di Kantor Kemenhub, Jakarta, dikutip Kamis (9/11/2023).

Adapun, dia menambahkan proses kajian atau studi terkait Kereta Cepat Jakarta Surabaya belum dilaksanakan hingga awal November 2023. Budi Karya mengatakan, studi terkait perpanjangan kereta cepat ini merupakan ranah dari Kemenko Marves.

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Indonesia dan China telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan kajian bersama (joint study) terkait dengan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Dia menuturkan, keputusan Indonesia untuk melanjutkan kerja sama dengan China karena pengalamannya yang telah menggarap Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Namun, dia menyebutkan, hingga saat ini belum ada kontraktor ataupun konsorsium yang ditunjuk untuk menggarap proyek tersebut. Tiko mengatakan, keputusan terkait kontraktor atau pembentukan konsorsium harus menunggu kajian kelayakan untuk proyek tersebut.

"Kita belum bicara siapa perusahaannya, tapi kita bicara studi bersamanya dengan dengan pemerintah China melalui NDRC [National Development and Reform Commission]," jelas Tiko pada Kamis (2/11/2023).

Adapun, Tiko juga belum dapat mengungkapkan skema pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya. Dirinya juga belum dapat memerinci target selesainya studi kelayakan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper