Bisnis.com, JAKARTA – Komisi V DPR RI menyoroti insiden ambrolnya atap Stasiun LRT Cawang dan kebocoran pada atap Stasiun Kereta Cepat Halim yang terjadi pada akhir pekan lalu.
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Nasdem Roberth Rouw mengaku dirinya terkejut saat melihat insiden ambrolnya atap di Stasiun LRT dan Kereta Cepat. Padahal, proyek ini belum lama diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Ini kan proyek baru diresmikan, kemudian baru hujan sehari plafonnya sudah jebol dan airnya turun seperti air bah dari atas,” katanya dalam Rapat Kerja Komisi V DPR dengan Menteri Perhubungan di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa (7/11/2023).
Selain itu, Roberth juga menyoroti masalah pembengkakan biaya (cost overrun) yang terjadi selama pembangunan kereta cepat dan LRT Jabodebek. Menurutnya, kenaikan biaya tersebut tidak dibarengi dengan kualitas prasarana yang memadai saat proses konstruksi.
Seiring dengan hal tersebut, dirinya pun meminta adanya pengawasan khusus terkait operasional kedua moda transportasi ini. Hal tersebut agar kejadian-kejadian serupa tidak terjadi lagi ke depannya.
“Kami minta ada pengawasan khusus dari aparat terkait, berarti bisa ada penyalahgunaan dalam proses pembangunan makanya bisa terjadi seperti itu,” ujar Roberth.
Baca Juga
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kondisi yang terjadi pada atap stasiun kereta tersebut baru diketahui saat terjadi hujan deras. Pasalnya, kontraktor baik untuk stasiun LRT maupun kereta cepat belum pernah melakukan uji coba atau tes saat terjadi cuaca buruk seperti hujan deras.
Tiko menuturkan, insiden ini akan menjadi bahan evaluasi baik bagi Kementerian BUMN maupun kontraktor pelat merah dalam pembangunan-pembangunan ke depannya.
“Itu biasa dalam proyek kalau dalam proses implementasi ada masalah. Akan kita review karena kemarin belum ada pengujian saat hujan deras,” jelas Tiko.
Tiko menjelaskan kedua insiden tersebut tengah ditangani oleh masing-masing kontraktor yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) untuk stasiun LRT Jabodebek dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) untuk stasiun kereta cepat.
Tiko mengatakan Kementerian BUMN juga telah memberikan arahan khusus kepada dua BUMN karya tersebut untuk melakukan peningkatan kualitas pekerjaannya. Dia berharap insiden serupa yang dapat membahayakan keselamatan penumpang tidak terjadi lagi ke depannya.