Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 hanya tumbuh di bawah 5%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 sebesar 4,94% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Secara kuartalan atau dibandingkan dengan kuartal II/2023, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2023 juga melambat menjadi 1,60% (quarter-to-quarter/qtq) dari 3,86% qtq.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa perekonomian pada kuartal III/2023 secara musiman memang lebih lambat jika dibandingkan dengan kuartal kedua pada tahun berjalan.
“Ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 tumbuh 1,60% qtq, sejalan dengan pola di tahun-tahun sebelumnya, di mana ekonomi di kuartal III selalu lebih rendah dari kuartal II, kecuali tahun 2020 saat terjadi pandemi Covid-19,” katanya dalam Konferensi Pers, Senin (6/11/2023).
Berdasarkan lapangan usaha, dia menjelaskan seluruh sektor mencatatkan pertumbuhan positif kecuali jasa pendidikan dan administrasi pemerintahan, yang masing-masingnya mencatatkan kontraksi sebesar -2,07% dan -6,23% yoy.
Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh lapangan usaha transportasi & pergudangan, akomodasi & makan minum, serta jasa lainnya, yang masing-masingnya tumbuh sebesar 14,74%, 10,90%, dan 11,14% yoy.
Baca Juga
Sementara itu, lanjutnya, lapangan usaha industri pengolahan pada kuartal III/2023 masih menjadi pendorong utama ekonomi Indonesia, dengan pertumbuhan 5,20% yoy.
Berdasarkan komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang tercatat tumbuh 5,06% yoy masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi.
Adapun, ekspor dan konsumsi rumah tangga pada periode tersebut mengalami kontraksi pertumbuhan, masing-masing sebesar -4,26% dan -3,76% yoy.
"Hal ini terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan global terjadinya perubahan iklim serta menurunnya ekspor komoditas unggulan," ungkapnya.