Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi pesimistis rencana impor beras dari China dapat terwujud.
Penyebabnya, Arief menjelaskan bahwa rencana impor beras hingga 1 juta ton dari Negeri Tirai Bambu itu sulit terealisasi lantaran harga yang ditawarkan China kurang cocok dengan penawaran dari pemerintah.
"Kemungkinan [terealisasi kecil] harganya nggak masuk. Namun, kalau nanti harganya masuk, [maka jadi] karena kan [harga yang dipatok] enggak boleh terlalu tinggi kan, kalau masuk ya bisa juga," ujarnya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (6/11/2023).
Kendati demikian, Arief mengatakan bahwa rencana impor pemerintah senilai 1,5 juta ton masih berjalan.
Adapun, tujuan Negara yang akan memasok beras ke Tanah Air berasal dari negara-negara Asia Tenggara, seperti dari Vietnam, Thailand, hingga Myanmar.
Bahkan, dia tak menutup kemungkinan bahwa beras dari India juga bisa masuk ke Indonesia.
Baca Juga
Apalagi, kata Arief, saat ini Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan sedang merayu Negeri Anak Benua itu agar sepakat melakukan impor beras.
Selanjutnya, dia juga mengatakan untum pemenuhan kebutuhan beras nasional, pemerintah tak hanya mengandalkan opsi impor, sebab Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman juga sudah mendapatkan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempercepat penanaman padi di sentra produksi beras.
Targetnya, kata Arief, pada April— Mei 2024 panen raya akan dilakukan sehingga stok beras nasional bisa mencukupi kebutuhan yang ada.
"Terpisah dari itu semua, pak Mentan juga diminta mempercepat tanam di bulan November-Desember ini supaya pada April dan Mei tahun depan berasnya juga sudah lebih banyak," pungkas Arief.