Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menuturkan bahwa AS berkomitmen untuk memperluas perdagangan dan investasi dengan negara-negara Indo-Pasifik, serta menekankan pentingnya wilayah ini.
Dalam KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik yang diselenggarakan di AS, San Francisco, Kamis waktu setempat (2/11/2023), Yellen mengatakan bahwa hubungan ekonomi yang lebih erat dengan negara-negara Indo-Pasifik akan membantu rantai pasok negaranya lebih tangguh dan memanfaatkan pasar ekspor AS yang dinamis dan berkembang.
Adapun, Yellen juga menyatakan dengan tegas bahwa klaim AS berpaling dari Indo-Pasifik sama sekali tidak berdasar.
"Kami sedang memperdalam ikatan ekonomi kami di seluruh wilayah ini, dengan potensi manfaat yang besar untuk ekonomi AS dan Indo-Pasifik,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/11/2023).
AS sendiri juga mengadakan putaran negosiasi ketujuh untuk inisiatif Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (IPEF) minggu depan di San Francisco. Hal ini untuk mencapai beberapa kesepakatan tepat waktu untuk KTT APEC.
Meskipun jauh dari perjanjian perdagangan bebas tradisional, IPEF adalah inisiatif unggulan pemerintahan Biden untuk terlibat secara ekonomi dengan negara-negara Asia dan memberikan alternatif perdagangan dan investasi kepada China.
Baca Juga
Yellen juga menuturkan bahwa integrasi yang lebih dalam dengan negara-negara Indo-Pasifik akan menguntungkan kawasan ini dan AS.
Ia mencatat bahwa perdagangan dua arah AS dengan kawasan ini mencapai nilai US$2,28 triliun atau sekitar Rp36 kuadriliun pada 2022, naik 25% sejak tahun 2019 dengan kawasan ini mengambil hampir seperempat ekspor AS.
"Alasan ekonomi untuk memperluas perdagangan dan investasi kami sudah jelas. Indo-Pasifik adalah kawasan yang dinamis dan berkembang pesat. Seiring pertumbuhannya, kami mendapatkan basis pelanggan yang berkembang pesat untuk perusahaan dan pekerja AS," jelas Yellen.
Adapun, salah satu alasan peningkatan perdagangan dengan kawasan Indo-Pasifik adalah migrasi rantai pasokan AS dari China. Adapun tren ini dimulai dengan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump pada 2018, yang kemudian dipercepat sejak pandemi Covid-19.
Yellen menuturkan bahwa keterlibatan ekonomi dengan negara-negara Indo-Pasifik sangat penting untuk memperkuat keamanan rantai pasokan AS, untuk menghindari hambatan dan kekurangan yang terjadi saat dunia ‘keluar’ dari pandemi.
Ia juga kembali mengulangi keinginannya untuk mendiversifikasi rantai pasokan ke negara-negara di wilayah Indo-Pasifik melalui "friend-shoring" atau menggunakan sekutu yang dapat dipercaya sebagai sumber pasokan.
"Dan mencapai ketahanan melalui kemitraan dengan negara-negara Indo-Pasifik berarti keuntungan bagi ekonomi Indo-Pasifik juga," jelas Yellen.