Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasfrif, mengatakan proyek transmisi pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 2 akan dimulai tahun depan.
Rencanannya, proyek itu bakal menelan investasi sekitar Rp3,34 triliun dari alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dengan skema kontrak tahun jamak atau multi years contract.
“Saat ini ruas Semarang-Batang telah selesai dan sedang disiapkan proyek pipa gas Batang-Cirebon-Kandang Haur sepanjang 240 kilometer,” kata Arifin saat Rapat Koordinasi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Potensi demand pipa Cisem tahap II ini, antara lain industri di Cirebon, Tegal. Pekalongan, Brebes dan Pemalang dengan volume sekitar 5,8-12 MMSCFD.
Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran. Juga, jaringan gas rumah tangga, kilang minyak Balongan dengan volume 24 MMSCFD dan berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD. Potensi permintaan lainnya adalah pembangkit tenaga listrik dengan volume 189-199 MMCSFD.
Di sisi lain, dia menambahkan, kementeriannya tengah mempersiapkan pembangunan pipa gas ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatra bagian utara. Nantinya infrastruktur pipa gas akan terhubung dari Jawa Timur sampai Sumatra Utara.
Baca Juga
"Selama ini, Sumatra bagian utara itu kebutuhan gasnya disupplai dari pengapalan 16 kargo LNG dari Papua dan Kaltim," tuturnya.
Total anggaran yang akan dipakai untuk pembuatan pipa gas Dumai-Sei Mangke sebesar Rp6,6 triliun dan akan menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatra.
Jika pipa gas sudah tersambung dari Sumatera hingga Jawa Timur, maka akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300.000 sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangke sebanyak 600.000 SR.
Dari angka tersebut akan mengurangi subsidi LPG 3 kg sebanyak Rp630 miliar per tahun, dan akan menghemat devisa impor LPG sebesar Rp1,08 triliun per tahun.