Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Cak Imin Dorong Pemerintah Gunakan Produk Dalam Negeri

Calon wakil presiden (Cawapres) Koalisi Perubahan, Muhamimin Iskandar (Cak Imin) menanggapi strategi pemerintah untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah.
Bakal cawapres dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin usai acara Rakorda DPD IMM di Jakarta, Jumat (27/10/2023). JIBI/Bisnis-Lukman Nur Hakim
Bakal cawapres dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin usai acara Rakorda DPD IMM di Jakarta, Jumat (27/10/2023). JIBI/Bisnis-Lukman Nur Hakim

Bisnis.com, JAKARTA - Calon wakil presiden (Cawapres) Koalisi Perubahan, Muhamimin Iskandar (Cak Imin) menanggapi strategi pemerintah untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah.

Melihat hal ini, Cak Imin menilai perlu adanya antisipasi dari para pemerintah pusat untuk mengembalikan nilai tukar rupiah. Wakil Ketua DPR ini juga mengatakan bahwa pemerintah juga harus betul-betul memperbanyak penggunaan produk dalam negeri.

“Agar tidak membuang-buang uang keluar,” kata Cak Imin di Gedung Dakwah Pimpinan Wilayan Muhammadiyah (PWM) Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Diketahui, nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah ke posisi Rp15.938,50 per dolar AS, dengan mata uang Asia lainnya berakhir variatif di hadapan dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (27/10/2023), nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,12% atau 19 poin ke Rp15.938,50 per dolar AS. Indeks greenback yang mengukur kekuatan dolar di hadapan mata uang utama cenderung stabil di 106,61.

Sementara itu, yen Jepang tampak menguat 0,22%, won Korea Selatan menguat 0,29%, yuan China stagnan 0,00%, dan ringgit Malaysia menguat 0,17%. Adapun rupee India melemah tipis 0,01%.

Di lain pihak, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menuturkan bahwa Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) 2023 masih dinilai aman walaupun nilai tukar rupiah kini mendekati Rp16.000 per dolar AS dan minyak sedang bergejolak.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan bahwa APBN kini masih dalam target dan akan tetap aman, berdasarkan outlook defisit pada laporan semester Juni 2023 lalu sebesar 2,3 persen dari produk domestik bruto (PDB).

“Estimasi kita menunjukkan bahwa defisit justru akan lebih rendah dari 2,3%. Besok akan kita umumkan,” terangnya ketika ditemui di acara 11th US-Indonesia Investment Summit di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/23).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper