Bisnis.com, JAKARTA – Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan lagi di sisa tahun ini ke 6,25%.
Proyeksi Goldman ini merupakan pembaruan dari proyeksi sebelumnya saat bank investasi global ini memperkirakan kedua bank sentral mempertahankan suku bunga acuannya.
Melansir Bloomberg, Kamis (26/10/2023), ekonom Goldman memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) November 2023.
Jika naik ke 6,25%, suku bunga acuan mencapai level tertinggi sejak 2016 ketika BI7DRR diperkenalkan.
Proyeksi ini diungkapkan di tengah meningkatnya tekanan yang dihadapi bank-bank sentral Asia untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat karena penguatan dolar AS menekan mata uang di kawasan ini.
Menurut catatan Goldman, rupiah merosot sekitar 3% pada bulan lalu dan menjadi mata uang dengan performa terburuk di Asia.
Baca Juga
“Rupiah akan tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat, mendorong lebih banyak tindakan preemptive dari para pembuat kebijakan terutama karena alat-alat lain kebijakan lain untuk menahan dolar hanya memberikan dampak yang terbatas," ungkap ekonom Goldman dalam risetnya, dikutip Kamis (26/10/2023).
Goldman juga memperkirakan bank sentral Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), menaikkan suku bunga acuan dalam pertemuan bulan depan karena penguatan dolar AS dan tekanan inflasi.
BSP mengambil tindakan lebih awal daripada yang diperkirakan, menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,5% dalam sebuah langkah di luar siklus pada hari Kamis.
Pertemuan kebijakan BSP pada November akan berlangsung sesuai jadwal, di mana Gubernur Eli Remolona mengatakan bahwa pengetatan lebih lanjut akan dilakukan.
Sebelum langkah mengejutkan ini, para ekonom Goldman memperkirakan bank sentral Filipina menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 6,75% melalui kenaikan 25 bps pada bulan November dan Desember.
”Karena harga-harga energi yang tinggi menaikkan biaya listrik dan transportasi, kembalinya inflasi umum dalam kisaran target 2%-4% BSP pada akhir tahun ini tidak mungkin terjadi," kata para analis.
Goldman mengatakan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi juga semakin mengakar, berdasarkan survei sentimen konsumen.
Sementara itu, Goldman memperkirakan bank-bank sentral di Thailand, Malaysia, dan Singapura kemungkinan akan menahan suku bunga acuan selama sisa tahun ini.