Bisnis.com, JAKARTA - Gerakan Maju Tani Nusantara ingin mempercepat transformasi pertanian guna mencapai target Indonesia Emas dalam 10 tahun dengan menggaet kaum muda.
Ketua Maju Tani Nusantara Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menyampaikan, Indonesia Emas dalam 10 tahun ke depan merupakan tujuan utama semua warga negara Indonesia. Transformasi pertanian yang dilakukan oleh generasi muda dalam dua bulan terakhir merupakan upaya dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
"Capai Indonesia Emas dalam 10 Tahun? Ini bukan pertanyaan apakah ini mungkin, tetapi jawabannya adalah "Ya." Ini adalah tujuan yang sangat mungkin kita capai,” kata Moeldoko dalam acara tapping diskusi Maju Tani 10 Tahun Mari Kita Capai Indonesia Emas, di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Indonesia Emas adalah visi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar US$30.000 pada 2045, saat negara ini merayakan ulang tahunnya yang ke-100.
Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia hanya mencapai US$4.580, masih jauh di bawah negara mitra strategis seperti Qatar dan Korea Selatan.
Moeldoko menambahkan, sejumlah negara mendukung upaya Gerakan Maju Tani Nusantara dalam melakukan transformasi di sektor pertanian. Korea Selatan, kata Moeldoko, telah berkomitmen untuk mendukung MajuTani dengan dana sebesar US$1 miliar untuk membangun Net Zero Cities di Indonesia melalui Green Digital Economy Platform (GDEP).
Baca Juga
GDEP adalah platform ekonomi digital yang menekankan teknologi, inovasi, dan keberlanjutan. Kolaborasi antara Indonesia dan Korea Selatan, yang merayakan 50 tahun hubungan diplomatik, akan menjadikan GDEP Indonesia sebagai pemimpin global dalam inovasi Agritech.
Tujuan utama GDEP adalah memperlengkapi 62 juta petani Indonesia dengan teknologi modern, seperti AI, IoT, dan Transformasi Digital, yang akan menggandakan hasil panen dan pendapatan mereka, serta membawa kemakmuran yang luar biasa.
Founder Maju Tani Nusantara Sofia Koswara menambahkan, dengan dukungan semua pihak, Maju Tani Nusantara ingin menciptakan terobosan dalam mengatasi krisis pangan di dalam negeri. Kata dia, teknologi adalah senjata ampuh dalam upaya mencapai kemandirian pangan.
Dengan teknologi Smart Controlled Environment, pertanian tidak lagi tergantung pada cuaca. Sofia melanjutkan, dengan bantuan AI, IoT, teknologi presisi, hasil panen bisa melipatgandakan hingga 120 kali lipat dibandingkan dengan metode tradisional.
"Selain itu, anak muda juga punya peranan penting dalam mempercepat transformasi pertanian di Indonesia. Mereka membawa pandangan segar, ide-ide baru, dan komitmen mendalam terhadap misi kami dalam meningkatkan ketahanan pangan," jelas Sofia.