Bisnis.com, Semarang - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan kunjungan ke Kota Semarang pada Senin (23/10/2023) untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Universitas Diponegoro (Undip). Dalam kesempatan tersebut, Menkeu mengungkapkan sejumlah pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk menjadi negara maju.
"Kalau kita lihat spill over atau dampak kebijakan negara maju, dia memberikan dampak kepada kita. Amerika Serikat (AS) sekarang sedang fighting inflasi. Eropa juga sama. Sementara di China deflasi dan pelemahan ekonomi. Mereka menggunakan instrumen fiskal dan moneternya, namun itu tidak akan mempengaruhi ekonomi di negara mereka sendiri," ucapnya kepada peserta kuliah umum.
Pasca pandemi Covid-19, Sri Mulyani menyebut Indonesia mesti menjaga peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen fiskal.
Ketika menengok sejarah 40 tahun ke belakang, mulai krisis Asia, hingga krisis finansial global, kondisi hari ini bisa menjadi momentum buat melakukan transformasi perekonomian menuju ke arah yang lebih baik.
Setelah melewati krisis ekonomi Asia di tahun 1998, Indonesia sempat melakukan perbaikan tata kelola perbankan dengan UU Bank Indonesia (BI) dan UU Keuangan Negara.
Tahun 2009, usai melewati badai krisis keuangan global, Indonesia juga melakukan perbaikan dengan membentuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca Juga
"Reformasi pasca Covid-19 mutlak dilakukan untuk mengembalikan potensi ekonomi dari sisi supply," jelas Sri Mulyani.
Reformasi secara fundamental dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan UU Cipta Kerja. Selain itu, proyek pembangunan infrastruktur terus dilakukan dengan tujuan meningkatkan produktivitas.Pemerintah juga akan terus melakukan investasi pada sektor pendidikan dan kesehatan.
Menurut Sri Mulyani, langkah tersebut dilakukan untuk mewujudkan visi Indonesia 2024 sebagai negara maju. Selain Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, dia menyebut diperlukan infrastruktur yang memadai, birokrasi yang efisien, serta stabilitas ekonomi yang mantap buat memenuhi visi tersebut.
"Penguatan kualitas SDM menjadi kunci untuk daya saing menghadapi perubahan dan meraih masa depan yang gemilang. Yang ditempuh melalui investasi di pendidikan, kesehatan, vokasional, research & development, dan perlindungan sosial," jelas Sri Mulyani.