Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis (19/10/2023). Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan tetap dijaga pada tingkat 5,75 persen bulan ini.
“Kami melihat BI masih akan menjaga bunga acuan sebagaimana sinyal BI sejauh ini,” katanya kepada Bisnis, Selasa (17/10/2023).
Faiz menilai tekanan terhadap rupiah saat ini membuka ruang bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan.
Hal ini juga menimbang kebijakan Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan arah suku bunga acuannya yang semakin tak pasti, juga likuiditas global yang menurun.
Apalagi, jika The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan yang diperkirakan semakin menambah tekanan pada pasar keuangan domestik, serta pada nilai tukar rupiah.
Oleh karenanya, Faiz memandang perlunya upaya mitigasi dari BI. Jika suku bunga acuan tidak dinaikkan, maka BI perlu menyiapkan instrumen atau penguatan kebijakan yang mendukung stabilitas rupiah.
“Jika bunga acuan tidak naik, kemungkinan ada instrumen lain yang diterbitkan atau dimodifikasi untuk menarik arus modal asing,” katanya.
Berdasarkan catatan BI, aliran modal asing tercatat keluar Rp4,32 triliun pada pekan kedua Oktober 2023.
Jumlah tersebut terdiri dari jual neto Rp4,62 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp100 miliar di pasar saham, dan beli neto Rp400 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Adapun, nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp15.716 per dolar Amerika Serikat (AS) sore ini (17/10), menguat tipis 0,03 persen atau 5 poin dari level Rp15.721 per dolar AS pada Senin (16/10).
Pada awal Oktober 2023, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyampaikan bahwa tingkat suku bunga acuan di 5,75% masih cukup untuk menjaga stabilitas perekonomian domestik.
Dalam mendukung stabilitas rupiah, BI memandang bauran kebijakan akan menjadi langkah utama di tengah ketidakstabilan global.
“Kita nggak mainin suku bunga sejak Januari. Sejauh ini kita naikkan 225 bps, ini kami pandang cukup untuk menjaga stabilitas saat ini,” kata Destry.