Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) memastikan penugasan impor 500.000 ton jagung untuk pakan bakal rampung di akhir tahun ini.
"Akhir tahun ini InsyaAllah juga jagung sudah ada," ujar Buwas di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/10/2023).
Dia membeberkan pihaknya bakal membeli jagung pakan dari sejumlah negara, seperti Brasil, Argentina, dan Amerika Serikat.
"Jagung kita sudah hubungi beberapa negara, tinggal surat penugasan perizinannya," ungkapnya.
Buwas memastikan, impor jagung dilakukan Bulog sudah dijadwalkan dan bakal selesai sebelum panen raya berlangsung. Ia telah memperhitungkan jumlah kebutuhan dengan masa panen produksi jagung agar tidak berbarengan.
Sementara itu, terkait dengan penyaluran jagung impor, Buwas mengatakan pihaknya sudah memiliki mekanisme agar tepat sasaran. Jagung impor nantinya hanya akan disalurkan Bulog ke kelompok peternak mandiri.
Baca Juga
"Penyaluran sudah kita atur, jadi tidak salah sasaran," katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (11/10/2023), Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui impor jagung pakan sebanyak 500.000 ton.
Kepala Badan Pangan Nasional sekaligus Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi berujar impor sebagai langkah strategis menstabilkan harga jagung pakan di tingkat peternak. Musababnya, berdasarkan neraca kumulatif tahunan, komoditas jagung mengalami surplus. Namun di kuartal IV/2023 ini, neraca komoditas jagung menunjukkan angka defisit.
Menyitir Panel Harga Pangan, harga rata-rata nasional jagung tingkat peternak pada 12 Oktober tercatat di Rp7.000 per kilogram. Harga jagung di tingkat peternak tersebut telah melampaui HAP (Harga Acuan Penjualan).
Adapun HAP di tingkat konsumen untuk pengguna jagung sebagai pakan ternak di industri pakan ternak dan/atau peternak di harga Rp 5.000 per kilogram sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.5/2022.
"Kenaikan harga jagung di tingkat peternak tentunya memiliki konsekuensi pada fluktuasi harga telur dan daging ayam, sehingga untuk memenuhi kebutuhan jagung pakan tersebut importasi khusus untuk jagung pakan perlu dilakukan," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (11/10/2023).
Di sisi lain, Bapanas, kata Arief juga terus mendorong pemenuhan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebagai upaya perbaikan tata kelola jagung nasional. Menurutnya, penyerapan utama tetap didahulukan dari produksi jagung dalam negeri. Pengelolaan CJP oleh Bulog sangat dibutuhkan untuk membangun konektivitas hulu hilir yang kuat.
Adapun Bapanas menargetkan stok jagung di Bulog akhir tahun minimal terdapat 60.000 ton. Arief menjelaskan bahwa stok CJP perlu diperkuat untuk dapat menstabilkan harga jagung ke tingkat yang wajar, sehingga harga pakan ternak akan terkoreksi menuju keseimbangan baru. Selanjutnya, harga jagung yang stabil bakal menciptakan harga ayam dan telur di tingkat konsumen yang sesuai dan stabil.
Dia pun optimistis Bulog bakal mumpuni dalam mengelola CJP seiring ketersediaan sarana prasarana Bulog seperti Corn Drying Center (CDC) sebanyak 3 unit di sentra jagung di Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur dengan kapasitas silo masing-masing mencapai 9.000 ton.
"Apabila pemerintah punya stok jagung yang kuat, tentu stabilitas harga pangan yang menjadi turunannya pun dapat kita jaga bersama,” ujar Arief.