Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping menyerukan "gencatan senjata" segera mungkin dan menegaskan kembali dukungannya untuk negara Palestina yang merdeka setelah Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel yang menghancurkan stabilitas regional.
"Terulangnya kembali konflik ini menunjukkan sekali lagi bahwa proses perdamaian yang berlarut-larut tidak dapat diteruskan," ujar seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina dalam sebuah pernyataan dikutip dari Bloomberg, Senin (9/10/2023).
Pernyataan tersebut mengulangi dukungan Beijing untuk "solusi dua negara," dan menyebutnya sebagai jalan keluar yang mendasar dari konflik antara Israel dan Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negaranya "dalam keadaan perang" setelah pasukan Hamas di Jalur Gaza menembakkan lebih dari 3.000 rudal dan menyusup ke wilayah selatan Israel pada hari Sabtu pagi.
Jumlah korban tewas akibat serangan Hamas dan serangan udara Israel di Gaza telah meningkat menjadi lebih dari 1.100 orang. Hamas juga telah menyandera sejumlah warga Israel.
Pembicaraan damai seputar konflik Israel-Palestina telah terhenti sejak tahun 2014. Tahun lalu adalah salah satu tahun paling mematikan dalam konflik ini, menurut PBB, karena kekerasan berkobar di antara kedua belah pihak.
Baca Juga
China "sangat prihatin" atas kekerasan yang semakin meningkat dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk bertindak dengan urgensi yang lebih besar dalam masalah Palestina.
"China akan terus bekerja tanpa henti dengan komunitas internasional untuk mencapai tujuan tersebut," tambahnya.
Seorang wanita China-Israel termasuk di antara mereka yang telah diculik oleh Hamas, tulis kedutaan Israel di Beijing pada hari Minggu dalam sebuah posting di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Secara terpisah, seorang pekerja asal China di Israel selatan dirawat di rumah sakit setelah terkena peluru nyasar, menurut surat kabar pemerintah China, Global Times.
Kedutaan Besar Israel di Beijing mengatakan dalam sebuah posting lain di X bahwa mereka "berterima kasih" kepada semua negara yang mendukung Israel. "Kami juga berharap Tiongkok dapat menunjukkan solidaritas dan dukungan kepada Israel pada saat yang sulit ini," tulisnya.
Pengaruh China
Pada Juni 2023, Presiden Cina Xi Jinping mengusulkan konferensi perdamaian internasional tentang konflik Israel-Palestina dan mengatakan bahwa dia bersedia untuk "memainkan peran aktif" dalam memfasilitasi perundingan perdamaian. Hal itu terjadi lantaran Xi Jinping berusaha untuk meningkatkan citranya sebagai mediator di Timur Tengah.
Pemimpin China tersebut juga menyerukan agar wilayah tersebut menjadi "anggota penuh" PBB selama kunjungan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas ke Beijing pada bulan itu. Xi belum memberikan pernyataan publik mengenai kekerasan yang terjadi pada akhir pekan lalu.
China, anggota tetap Dewan Keamanan PBB, telah semakin vokal dalam isu-isu Israel-Palestina seiring dengan upayanya untuk meningkatkan kehadirannya di Timur Tengah.
Pada bulan Maret, China membantu menengahi sebuah kesepakatan sementara antara Iran dan Arab Saudi, setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan diplomatik antara kedua negara yang memiliki hubungan historis ini. Kesepakatan ini menandai sebuah perubahan dari keengganan Beijing yang telah lama dinyatakan untuk melibatkan diri dalam perselisihan luar negeri.
Xi juga menjamu Presiden Suriah Bashar Al-Assad di Cina bulan lalu, menandai pertama kalinya pemimpin Arab mengunjungi Cina dalam hampir 20 tahun terakhir, karena Beijing membangun hubungan yang lebih dekat dengan dunia Arab.