Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri baru Thailand Srettha Thavisin mengatakan bahwa ia telah mengadakan pembicaraan dengan CEO Tesla Elon Musk dalam kunjungannya ke New York.
Melansir Reuters, Jumat (22/9/2023), Srettha mengatakan dirinya dan Elon berdiskusi mengenai industri kendaraan listrik.
Thailand yang merupakan pusat perakitan mobil terbesar keempat di Asia telah menawarkan insentif kepada para produsen kendaraan listrik dan baterai, serta pemotongan pajak untuk pembeli kendaraan listrik di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk tetap menjadi pusat otomotif regional.
Srettha, yang berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengatakan bahwa ia berbicara dengan Musk tentang produsen mobil listrik Tesla dan perusahaan roket dan satelitnya, SpaceX, termasuk perusahaan internetnya, Starlink.
"Kami menantikan diskusi lebih lanjut," tulis Srettha di platform X (Twitter).
Dalam pernyataannya, pemerintah Thailand menyatakan bahwa Srettha mengatakan kepada Musk dalam sebuah konferensi video bahwa pemerintahannya siap mendukung investasi dalam kerangka insentif yang ada.
Baca Juga
"Tesla memuji sumber daya manusia Thailand yang cocok untuk investasi," kata pernyataan tersebut.
Sejumlah produsen mobil memiliki pabrik di Thailand, termasuk Toyota dan Honda. Negara ini memproduksi sekitar 1,5 juta hingga 2 juta kendaraan per tahun, dan sekitar setengahnya diekspor.
Mobil listrik terus mendapatkan daya tarik di pasar Asia Tenggara yang didominasi oleh produsen mobil Jepang.
Menurut data Counterpoint Research, mobil listrik menyumbang 6,4 persen dari seluruh penjualan mobil penumpang di kawasan ini pada kuartal II/2023, naik dari 3,8 persen pada kuartal pertama,
Sekitar 50 persen dari seluruh penjualan mobil listrik regional berasal dari Thailand, diikuti oleh Vietnam dan Indonesia. Adapun produsen mobil China seperti BYD memimpin dengan selisih yang lebar.
Tesla, yang juga populer di Thailand, meluncurkan model-model di Asia Tenggara tahun lalu. Asia Tenggara menyumbang kurang dari 1 persen dari penjualan global Tesla, menurut data Counterpoint