Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Tekanan Batu Bara hingga Susut Impor Bahan Baku

Berita tentang tekanan industri batu bara dari China dan sejumlah berita menarik lainnya tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Ilustrasi-Canva
Ilustrasi-Canva

Bisnis.com, JAKARTA—Tekanan pada industri batu bara dalam negeri masih berlanjut. Setelah merosotnya harga komoditas di tingkat global, kini RI dihadapkan pada potensi pengurangan permintaan dari negara tujuan utama ekspor yakni China.

Berita tentang tekanan industri batu bara dari China menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Jumat (22/9/2023):

1. Tekanan Batu Bara Indonesia Kini Datang dari China

Negeri Tirai Bambu berencana meningkatkan impor batu bara bermutu tinggi dari Australia dan Rusia seiring dengan kian memburuknya kualitas batu bara yang ditambang di negara tersebut. Alhasil peningkatan impor dilakukan untuk mengimbangi kondisi tersebut. 

Menukil laporan Bloomberg yang dimuat di Bisnis.com pada Kamis (21/9/2023) menyebutkan bahwa ekspor batu bara termal Australia untuk pembangkit listrik dan batu bara kokas untuk pembuatan baja naik menjadi 6,69 juta ton pada Agustus 2023. Angka tersebut mencatatkan jumlah tertinggi sejak Juli 2020.

Kemudian, batu bara Rusia juga mendapatkan dukungan setelah invasi ke Ukraina. Negeri Beruang Merah beralih ke sekutu strategisnya untuk menjual komoditas yang dihindari oleh pembeli lain meski dengan harga diskon. 

Impor dari Rusia pada Agustus 2023 sendiri mencatatkan level tertinggi dalam dua tahun ini  ini sebesar 9,96 juta ton. Belum lagi impor batu bara lignit atau batu bara muda berkualitas rendah mencapai 44 juta ton pada Agustus, jumlah impor terbesar sepanjang masa.Pengiriman dari dua negara ini memberi ancaman langsung bagi permintaan batu bara dari Tanah Air.

2. Siasat Paramount Land Kejar Target Prapenjualan di 2023

Paramount Land terus menggenjot perolehan marketing sales atau prapenjualan di tahun ini. Adapun hingga bulan Agustus 2023, Paramount membukukan marketing sales mencapai 80 persen dari total target di tahun ini yang mencapai Rp5,7 triliun. Artinya, masih terdapat 20 persen target prapenjualan yang harus dikejar perusahaan hingga akhir tahun.

Tahun lalu, Paramount Land membukukan pra penjualan Rp5,3 triliun dari target yang dipatok Rp5 triliun. Angka perolehan marketing sales di tahun 2022 mengalami kenaikan dari tahun 2021 yang mencapai Rp4 triliun.

Presiden Direktur Paramount Land M. Nawawi mengatakan pertumbuhan ekonomi global 2023 berdasarkan data Bank Indonesia semakin kuat, meskipun secara keseluruhan tahun pertumbuhan ekonomi global sama dengan prakiraan sebelumnya sebesar 2,7 persen di tengah ketidakpastian perekonomian global yang kembali meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tahun 2023 tercatat 5,17 persen (yoy), meningkat dari kuartal I sebesar 5,04 persen (yoy).

“Dengan kondisi ekonomi yang semakin kuat, optimisme perputaran ekonomi masyarakat pun bertambah yang akan membuat antusiasme para property seeker di Tangerang dan wilayah lainnya juga meningkat,” ujarnya, Rabu (20/9/2023).

3. Siasat Baru Kendalikan Harga Beras

Krisis produksi beras nasional akibat gelombang panas El Nino menuntut upaya pengendalian pasokan lebih masif sekaligus untuk menekan lonjakan harga pangan utama itu di tingkat konsumen.

Dari berbagai langsung, Perum Bulog telah  menyalurkan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar tradisional dan pasar induk Cipinang. Program ini juga menyasar penjualan melalui ritel modern dengan harga Rp54.500 per 5 kilogram.

Kendati demikian, jumlah penjualan beras medium di tingkat konsumen mulai dibatasi. Terutama dari ritel modern. Kini, peritel hanya mengizinkan pembelian beras SPHP 2 pcs per konsumen.

Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) berencana untuk membatasi pembelian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kemasan 5 kilogram yaitu 2 pcs per konsumen.

Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (Aptrindo), Roy N. Mandey menyampaikan bahwa rencana pembatasan tersebut dilakukan agar beras SPHP dapat secara merata dijangkau oleh masyarakat.

“Kita batasi untuk per konsumen, supaya ada pemerataan karena [beras] 5 kilogram per keluarga bisa satu minggu kan,” kata Roy saat ditemui di Jakarta Selatan, dikutip Kamis (21/9/2023).

Langkah ini ditujukan untuk menciptakan pemerataan, sehingga lebih banyak konsumen yang dapat mengakses beras medium murah.

4. Laris Manis Sekuritas Rupiah (SRBI) Diserbu Investor

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan realisasi instrumen moneter baru, yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) diserbu oleh investor.

Dia mengatakan SRBI diterbitkan untuk memastikan inflasi terkendali dan nilai tukar Rupiah tetap stabil. Dalam kaitan ini, kebijakan suku bunga diperkuat dengan penerbitan instrumen moneter SRBI yang pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik portfolio inflows, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying.

"Pasar menyambut baik penerbitan SRBI ini, seperti tecermin pada tingginya penawaran dibandingkan dengan target [oversubcribed] dalam dua kali lelang SRBI pada September 2023. Pada lelang perdana tanggal 15 September 2023, terdapat penawaran sebesar Rp29,9 triliun atau 4,2 kali dari target lelang Rp7 triliun," ujarnya saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) pada Kamis (21/9/2023).

Selanjutnya, Perry mengatakan pada lelang kedua yang berlangsung pada 20 September 2023 dengan target Rp5 triliun terdapat penawaran yang masuk 3,12 kali lipat atau sebesar Rp15,6 triliun.

SRBI merupakan alat operasi moneter untuk mengelola likuiditas yang sekaligus mendukung pengembangan pasar uang dan stabilitas rupiah karena dapat ditransaksikan dan dimiliki oleh nonbank di pasar sekunder.

5. Impor Bahan Baku Susut: Deindustrialisasi atau Efek Substitusi?

Penurunan impor tak melulu memberikan sinyal positif bagi ekonomi, terlebih jika menyangkut bahan baku/penolong dan barang modal. Bisa jadi ini menjadi alarm bagi kinerja industri pengolahan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor bahan baku/penolong dan barang modal mengalami penurunan, sehingga kinerja impor secara keseluruhan merosot hingga 3,53% month-to-month (mtm) menjadi US$18,88 miliar.

Adapun, nilai impor bahan baku atau penolong menurun 4,13% dibandingkan dengan bulan lalu pada Agustus 2023 menjadi US$13,34 miliar, dari sebelumnya US$13,92 miliar. Begitu pun secara tahunan yang turun 20,39% year-on-year (yoy), pada 2022 nilai impor mencapai US$16,76 miliar.

Kondisi yang sama terjadi pada impor barang modal yang mengalami penurunan menjadi US$3,40 miliar. Adapun, angka tersebut turun 4,56% dibandingkan dengan Juli 2023 sebesar US$3,56 miliar, dan turun 3,97% yoy dibandingkan Agustus 2022 sebesar US$3,54 miliar.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adiningsih Widyasanti mengatakan penurunan impor bahan baku terjadi pada minyak mentah, kondensat, dan bagian dari sirkuit terpadu elektronik. Adapun penurunan impor barang modal terjadi pada kelompok smartphone, peralatan mesin, mesin diverging, dan unit pengolahan lain untuk komputer.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper