Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengklaim tengah merevisi beberapa aturan untuk memperbaiki industri migas di Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa industri migas saat ini harus adaptif serta menerapkan teknologi baru seperti carbon capture untuk mencapai ketahanan energi yang ramah lingkungan dan rendah emisi.
Wanita yang akrab disapa Ani itu berpandangan bahwa transisi energi saat ini sangatlah penting, tidak hanya untuk masa depan perekonomian di Indonesia saja tetapi juga kesejahteraan ekonomi global.
"Kami akan terus menyempurnakan skenario peta jalan karena kami juga memahami bahwa teknologi akan terus berubah," tuturnya di Jakarta, Rabu (20/9).
Ani menjelaskan sebagai negara yang memiliki potensi migas sangat besar, kondisi geopolitik dan perubahan iklim perlu direspon secara tepat dan seimbang.
Dia menjamin bahwa pemerintah bakal terus memberikan dukungan untuk meningkatkan kinerja migas di Indonesia.
Baca Juga
"Alat fiskal kita berupa insentif perpajakan di tingkat produsen dalam bentuk subsidi kepada konsumen serta perbaikan rezim. Ini merupakan bukti bahwa Indonesia akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki iklim investasi," katanya.
Menurutnya dalam kontestasi geopolitik, migas menjadi salah satu komoditas strategis yang dijadikan instrumen ketegangan geopolitik itu sendiri. Sementara itu, kata Ani, sektor migas juga menjadi perhatian utama para aktivis perubahan iklim.
"Indonesia adalah negara yang besar, kita harus bisa merespon hal itu," ujarnya.