Bisnis.com, SOLO - Kemenhub telah melakulan penelitian tentang rangka eSAF motor Honda yang viral belakangan ini. Berikut empat hasil temuannya.
Seperti diketahui, rangka eSAF motor Honda viral lantaran diklaim meleyot dan patah oleh beberapa orang di media sosial.
Dalam beberapa video yang viral, tampak motor Honda yang menggunakan rangka eSAF memgalami masalah yang sama yakni patah di bagian tengah.
Menurut pengakuan konsumen, rangka motor Honda mereka ternyata dibuat dari bahan yang mudah karatan sehingga menyebabkan patah di sana dan sini.
GM Corporate Communication Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin memastikan setiap motor Honda yang dipasarkan dan dibeli konsumen sudah dilakukan uji kualitas sehingga aman digunakan.
Selain itu, pemerintah melalui Kemenhub juga telah melakukan penelitian tentang rangka motor eSAF yang banyak dikeluhkan masyarakat tersebut.
Baca Juga
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemenhub, ada beberapa poin menarik yakni sebagai berikut:
1. Bahan rangka eSAF berkualitas
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno menjelaskan menurut tim peneliti, PT Astra Honda Motor (AHM) membuat rangka eSAF dari raw material berupa High Strength Steel (HSS) yang diproses menjadi rangka dan kemudian dilakukan pelapisan coating dengan metode CED (Cathodic Electro Deposition) secara dipping (celup).
2. Dimensi dan material rangka eSAF motor Honda memenuhi syarat
Tim peneliti, lanjutnya, melihat proses pengendalian kualitas produk mulai tahap incoming material, press, welding dan pelapisan.
Item kontrol termasuk dimensi maupun ketebalan dari hasil proses pelapisan telah dilakukan dan telah memenuhi persyaratan standard manufacturing global.
3. Tegangan rangka eSAF Honda masih di ambang normal
Berdasarkan hasil perhitungan finite element method dan divalidasi secara pengujian aktual di fasilitas milik AHM, dapat dikatakan struktur rangka eSAF cukup kuat dan tidak memiliki daerah kritis atau fatigue dengan stress load yang tinggi.
Tegangan yang terjadi masih jauh di bawah Yield Point (batas elastis) dari material rangka.
4. Ada karat di bagian yang tidak dilapisi coating
Namun saat peneliti dari Ditjen Hubdat dan KNKT melalukan cek pada motor konsumen, mereka menemukan adanya karat pada bagian dalam rangka yang tidak terlapisi coating dan lubang pembuangan bawah.
Karat ini diklaim berpotensi tertutup kotoran sehingga membuat air tersumbat serta berpotensi menyebabkan udara lembab di sekitar rangka dan dapat bersifat korosif.