Bisnis.com, HONG KONG – Gelaran Belt and Road Summit ke-8 berhasil merealisasikan 21 kesepakatan bisnis antarnegara dan antarpelaku usaha dari Hong Kong, China dan sejumlah negara di antaranya Asean dan Timur Tengah.
Sebanyak 21 kesepakatan bisnis atau memorandum of understanding (MoU) tersebut diklaim sebagai bentuk hubungan yang makin kuat antara Wilayah Administratif Khusus Hong Kong bersama China Daratan dengan negara-negara di kawasan terutama Asia Tenggara atau Asean.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh perwakilan dari badan pemerintah dan perusahaan dari Hong Kong dan China dengan perwakilan pemerintah dan perusahaan dari empat negara Asean yang mencakup Malaysia, Vietnam, Indonesia, dan Thailand.
Kesepakatan bisnis antarnegara lainnya yang juga diteken selama pelaksanaan KTT melibatkan pemerintah dan perusahaan Hong Kong dan China bersama perwakilan pemerintah dan perusahaan dari kawasan lainnya yaitu Selandia Baru, Kazakhstan, Bahrain, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Adapun cakupan bidang kerja sama yang masuk dalam MoU tersebut di antaranya adalah proyek sumber daya konstruksi terbarukan, energi berkelanjutan, penelitian dan pengembangan, infrastruktur, logistik.
Pencapaian gelaran Konferensi Tingkat Tinggi ke-8 Belt and Road itu menandai Hong Kong yang diandalkan China sebagai platform yang efektif untuk menawarkan keunggulan unik dan kompetitif dalam membangun hubungan dengan pasar dan mendorong pertumbuhan industri negara berkembang.
Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang dalam pidato pembukaan KTT menyatakan harapannya bahwa Hong Kong dapat memperdalam kerja sama regional untuk lebih memperluas jaringan ekonomi dan perdagangannya, meningkatkan konektivitas keuangannya, serta jasa-jasa profesional lainnya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Wilayah Administratif Khusus Hong Kong (Hong Kong SAR) John Lee menambahkan bahwa kerja sama regional menjadi sangat penting.
“Saya telah memimpin dua delegasi bisnis dan profesional untuk mengunjungi Timur Tengah dan tiga negara anggota Asean. Negara-negara ini menjajaki ruang untuk membangun kolaborasi di berbagai bidang seperti kendaraan dengan energi baru, desain perkotaan, dan kerja sama bisnis perhotelan,” ujarnya di sela-sela rangkaian Belt and Road Summit ke-8 yang digelar pada 13—14 September, di Hong Kong.
Lee menyebutkan, Hong Kong telah melakukan segala usaha untuk mengupayakan akses awal terhadap Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan menjajaki penandatanganan perjanjian perdagangan bebas dan perjanjian investasi dengan lebih banyak negara dan perekonomian.
RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 10 negara anggota Asean yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam beserta lima negara mitranya yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Menurut Lee, sebagai satu negara dengan dua sistem, Hong Kong mempunyai keunggulan tersendiri yaitu mendapat dukungan dan memiliki akses langsung ke pasar China Daratan yang besar dan terhubung erat dengan belahan dunia lainnya yang mencakup Timur Tengah dan Asean.
Dia memberi contoh pengalamannya pada saat memimpin lawatan delegasi Hong Kong ke Asean dan Timur Tengah, berhasil terjalin kemitraan yang diwujudkan dalam penandatanganan 50 MoU dan letter of intent (LOI) selama kunjungan tersebut.
MoU tersebut, paparnya, antara lain kerja sama berbagai bidang, mulai dari pengelolaan pelabuhan kering dan zona logistik di Kerajaan Arab Saudi, hingga proyek pendirian kantor internasional Dubai Chambers di Hong Kong.