Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menilai krisis iklim dan kerusakan lingkungan hidup merupakan pekerjaan bersama seluruh negara-negara di dunia. Namun, peran tiap negara tentu memiliki perbedaan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa setiap negara memiliki peran sendiri dalam atasi krisi iklim melalui upaya dekarbonisasi.
Sebab setiap negara, kata Luhut, harus menyadari kenyataan bahwa mereka memiliki kapasitas, kompatibilitas, dan batasan yang berbeda untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dia mengatakan bahwa dalam upaya mengatasi krisis iklim setiap negara harus bekerja sama guna menjadikan upaya tersebut berhasil.
“Krisis iklim adalah masalah semua pihak. Kegagalan satu negara berarti kegagalan seluruh dunia. Jadi kita harus bekerja sama, Tidak ada yang tertinggal," kata Luhut dalam pembukannya di Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt, Kamis (7/9/2023).
Lebih lanjut, dia menjelaskan krisis iklim saat ini harus diwaspadai. Sebab, dirinya menyebut pada Juli 2023 terdapat kenaikan suhu global sebesar 1,54 persen dibandingkan dengan suhu global pada umumnya.
Baca Juga
Terlebih pada 2050, Luhut menuturkan krisis iklim yang diakibatkan oleh perekonomian global menciptakan kerugian hingga mencapai US$23 triliun dan mengakibatkan sekitar 3 juta orang meninggal setiap tahunnya.
“Ini adalah hal bahaya yang akan kita hadapi dalam waktu dekat jika kita tidak mengambil tindakan bersama,” ujarnya
Dengan adanya potensi masa depan yang buruk jika mengabaikan krisis iklim, Luhut mengajak dunia untuk mengatasi masalah ini dengab langkah yang konkrit dan tidak omongan saja.
Luhut pun menyampaikan bahwa Indonesia siap membuktikan kepedulian terhadap lingkungan itu kepada dunia .
“Mari kita lakukan sesuatu dan bukan sekedar ngobrol sana-sini karena saya banyak mengikuti diskusi terus. Tapi kali ini saya berjanji kepada anda, bahwa indonesia memberikan sesuatu untuk diberikan dan membuktikan kepada dunia bahwa kita benar-benar peduli (terhadap krisis iklim),” ucap Luhut.