Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri World Economic Forum Klaus Martin Schwab melihat potensi negara-negara Asean mampu menyalip ekonomi negara maju lainnya, bahkan mengalahkan Amerika Serikat (AS) dan China.
Pernyataan tersebut diungkapkan Schwab dalam Accelerating Public-Private Cooperation to Achieve a Sustainable and Resilient Asean yang dimoderatori oleh mantan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Schwab mengatakan bahwa negara Asean memiliki kerja sama pemerintah dan swasta yang cukup baik. Kondisi ini menjadi modal bagi Asean dalam bertindak cepat untuk memproyeksikan masa depan ekonomi dunia.
“Dulu ada istilah ikan besar yang akan makan ikan kecil, ini sudah tidak berlaku. Saat ini, ikan yang cepat akan memakan ikan lambat. Saya melihat negara-negara Asean memiliki kemampuan untuk menjadi ikan yang sangat cepat. Kita memiliki China dan Amerika yang merupakan ikan yang besar,” ujarnya.
Menurutnya, terdapat dua faktor untuk mencapai hal tersebut. Pertama, keberhasilan kerja sama pemerintah dengan swasta atau public-private cooperation harus mampu dilaksanakan dengan cara yang fleksibel, bukan terlalu formal.
Kedua, Schwab mengatakan bahwa bisnis saat ini harus mengacu pada stakeholders capitalism. Artinya, suatu bisnis harus menciptakan kemakmuran bagi seluruh pemilik kepentingan.
Baca Juga
Meski demikian, dia menilai dalam bisnis tidak hanya harus memperhatikan pemilik atau pemegang saham, tetapi juga masyarakat dan lingkungan.
Pada dasarnya, Schwab menekankan bahwa meski antara pemerintah, swasta, dan para pemangku kepentingan memiliki cara mengeksekusi suatu tujuan berbeda, namun tujuannya tetap sama, yaitu menciptakan kemakmuran, inklusivitas, menjaga masyarakat dan lingkungan.
Klaus yang juga seorang ekonom dari Jerman tersebut mengaku senang melihat konsep ini yang berjalan di Asean, terutama karena begitu banyak perusahaan keluarga yang memiliki pemikiran jangka panjang.
Sayangnya, Asean juga tidak hanya dapat mengandalkan perusahaan keluarga untuk memajukan negara-negaranya.
“Jadi, kerja sama publik swasta dan kapitalisme pemangku kepentingan secara bersama-sama, saya pikir akan menjadi pilar kesuksesan bagi negara-negara Asean,” tutupnya.