Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OECD Beberkan Ancaman Utama yang Bayangi Perekonomian Kawasan Asean hingga 2024

Pergerakan ekonomi global dan moneter menjadi salah satu risiko yang membayangi pertumbuhan ekonomi Asean.
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). - JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). - JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengingatkan bahwa negara-negara di kawasan Asean masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat menahan pertumbuhan ekonomi hingga 2024.

Director of OECD Development Centre Ragnheiður Elín Árnadóttir mengatakan bahwa risiko utama bagi pertumbuhan kawasan Asean adalah permintaan eksternal yang terus melemah akibat perlambatan ekonomi yang berkepanjangan di negara-negara maju.

Selain itu, OECD juga menyoroti pemulihan ekonomi China yang lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya. 

"Kawasan Asean menghadapi tantangan dan risiko dalam waktu dekat sehingga para pembuat kebijakan harus tetap waspada," katanya dalam acara Launch of OECD’s Economic Outlook for Southeast Asia, China, and India 2023 Update, Minggu (3/9/2023).

Selain itu, Ragnheiður menyampaikan bahwa kawasan juga akan merasakan dampak dari pengetatan moneter yang terus berlanjut di negara-negara maju dan volatilitas di pasar global. 

Secara khusus, dia menilai pasar keuangan di kawasan Asean akan tetap rentan terhadap kenaikan suku bunga, terutama di Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Laju inflasi inti yang masih tinggi juga berlanjut di beberapa negara di kawasan ini meski inflasi umum menurun, terutama di sektor sandang, pendidikan, kesehatan, dan barang-barang rumah tangga.

"Terakhir, kita tidak dapat mengabaikan ketegangan geopolitik, serta dampak perubahan iklim dan ancaman lingkungan. Masing-masing faktor ini akan memberikan pengaruh yang besar dalam membentuk lanskap ekonomi kawasan," tuturnya.

Adapun, OECD merevisi ke bawah angka proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asean untuk tahun ini, dari outlook sebelumnya pada Maret sebesar 4,6 persen menjadi 4,2 persen.

"Pertumbuhan PDB riil di Asean akan menghadapi tantangan pada 2023. Kami memperkirakan melemah, mencapai 4,2 persen tahun ini," katanya.

Negara-negara berkembang di Asia menurutnya akan menghadapi tantangan penurunan permintaan eksternal yang berkepanjangan, sejalan dengan pelemahan ekspor di tengah perlambatan negara-negara maju. 

Di sisi lain, pertumbuhan permintaan regional dan domestik akan didukung oleh kepercayaan konsumen yang tinggi dan kelas menengah yang terus berkembang. 

"Permintaan domestik, terutama konsumsi swasta yang kuat, akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan ini," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper