Bisnis.com, JAKARTA - Kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) menjadi salah satu pembahasan dalam agenda Asean Business and Investment Summit 2023 di Jakarta, Minggu (3/9/2023).
Ketua Asean Business Advisory Council (Asean BAC) Arsjad Rasjid menyampaikan, Indonesia dalam kesempatan ini terus mendorong semua negara kawasan untuk berkolaborasi mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Asean.
Pasalnya, selama ini, dia menilai negara anggota kawasan justru saling berkompetisi untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
“Sekarang ini kita bukan hanya berkompetisi, [tapi] berkolaborasi menciptakan yang namanya komplementer values. Ini yang kita dorong," kata Arsyad di sela-sela Asean Business and Investment Summit 2023, Minggu (3/9/2023).
Adapun, pengembangan ekosistem kendaraan listrik merupakan bagian dari poin sustainable development yang dibahas dalam agenda tersebut.
“Dalam sustainable development yang kita sasar adalah bagaimana proses yang ada untuk memastikan perjalanan menuju net zero ini industrinya bisa berkembang. Makanya di sini diangkat oleh Indonesia adalah mengenai ekosistem kendaraan listrik,” jelasnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang gencar mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sebelumnya mengungkapkan, investasi di sektor energi terbarukan, khususnya EV di Indonesia mencapai US$4,2 miliar atau setara Rp630 triliun dalam kurun waktu 3 tahun atau sepanjang 2020-2023.
“Kami sudah mampu berkomunikasi dan berkomitmen dengan investor khususnya FDI [foreign direct investment] sebesar US$42 miliar lebih untuk ekosistem electric vehicle dari hulu ke hilir,” kata Bahlil dalam Asean Business and Investment Forum 2023, Sabtu (2/9/2023).
Adapun, investasi terbaru yang akan hadir di Tanah Air di antaranya untuk pengembangan ekosistem baterai mobil listrik dari LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dari China.