Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Gelar Karpet Merah untuk Investor Lokal di IKN

Pemerintah bakal menjadikan investor lokal sebagai prioritas utama dalam megaproyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (22/8/2023).  ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (22/8/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menggelar karpet merah untuk investor dalam negeri yang berminat investasi pada pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Hal tersebut disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Dia mengatakan pemerintah bakal menjadikan investor lokal sebagai prioritas utama dalam megaproyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Komitmen tersebut digaungkan pemerintah di tengah banyaknya sejumlah investor asing yang juga diketahui telah menyampaikan komitmennya untuk turut berkontribusi membangun IKN.

"Kita pengen investornya [di IKN] itu kalau bisa dalam negeri. Luar negeri-nya juga sudah banyak tapi tahap pertama kita prioritaskan dalam negeri dulu," kata Bahlil saat ditemui usai agenda Rapat Kerja Nasional HIPMI yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Kamis (31/8/2023).

Sebagaimana diketahui, pemerintah saat ini memang terus memaksimalkan daya tarik investasi di IKN. Salah satunya yakni sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemberian Perizinan berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal bagi Pelaku Usaha di Ibu Kota Negara Nusantara.

Dalam beleid tersebut, pemerintah telah mengatur berbagai keuntungan yang akan didapat oleh para calon investor yang berinvestasi di IKN. Mulai dari kemudahan investasi, insentif perpajakan, hingga status hak atas tanah di IKN Nusantara.

Seiring dengan hal itu, sejumlah investor lokal terpantau mulai menunjukkan komitmennya dalam turut menyuntik pembangunan di IKN. Sebelumnya, nama konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan menyampaikan komitmennya untuk berinvestasi di IKN.

Kemudian, ada juga sosok crazy rich Sukanto Tanoto hingga Anthoni Salim yang juga diketahui menjadi salah satu investor dalam mega proyek IKN.

Teranyar, sosok Bos Sinar Mas, Franky Oesman Widjadja juga dilaporkan siap menanamkan modal untuk pembangunan proyek di IKN. 

"Yang sudah masuk itu pak Aguan, Pak Anthoni Salim, Pak Franky Widjaja mereka sudah bikin konsorsium," kata Bahlil saat ditemui di sela-sela agenda Rapat Kerja Nasional HIPMI yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Kamis (31/8/2023). 

Hingga saat ini belum diketahui pasti berapa total nilai komitmen investasi dari sederet konglomerat tersebut. Namun, sebelumnya Bahlil menyebut bahwa rencana investasi PMDN yang akan groundbreaking pada September 2023 di IKN diperkirakan sebesar Rp30 triliun-Rp40 triliun.

Minat Investasi

Diberitakan sebelumnya, Badan Otorita IKN menyatakan jumlah negara yang menyatakan minat untuk investasi di proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus bertambah.

Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menyatakan bahwa pihaknya terus membuka peluang investasi dari negara-negara lain. Tak sekadar berbagi ilmu pengembangan, tapi juga untuk memasukkan berbagai proyek untuk menunjang kemajuan pembangunannya.

Bambang mengatakan sampai dengan Agustus 2023 sudah ada lebih dari 250 tawaran kerja sama. Dia memprediksi jumlahnya masih akan terus bertambah.

"Terakhir kira-kira sudah, 17 negara, mungkin sekarang sudah 19 [negara]. Komunikasi aktif dengan semua yang benar-benar sudah masuk ke tahap non disclosure agreement terus dilakukan," kata Bambang di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Bambang menjelaskan, setelah negara-negara tersebut menyatakan ketertarikannya untuk investasi ke IKN, kedua pihak kemudian akan bertukar data. Dari sana negara-negara ini akan melakukan feasibility study atau studi kelayakan.

"Paling banyak ada negara besar Singapura, Korea Selatan, Uni Eropa, Amerika, kemudian Jepang, dan China. Minat investasi di berbagai area banyak di renewable energy, teknologi smart city, dan real estat development," ungkap Bambang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper