Bisnis.com, JAKARTA - Output manufaktur Jepang turun lebih besar dari perkiraan pada Juli 2023 karena melambatnya aktivitas ekonomi China. Data ini kemudian mengaburkan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Mengutip Bloomberg, Kamis (31/8/2023) Kementerian Industri Jepang melaporkan bahwa output industri turun 2 persen dari Juni 2023. Angka tersebut lebih besar dari perkiraan ekonom yang sebesar 1,4 persen.
Kementerian mengatakan bahwa mesin manufaktur dan komponen elektronik, termasuk menjadi hambatan terbesar dalam produksi secara keseluruhan. Industri otomotif menjadi salah satu sektor yang memberikan dorongan.
Lemahnya angka tersebut kemudian menandakan permintaan eksternal yang mendorong pertumbuhan Jepang pada kuartal II/2023 yang sedang surut. Hal ini menambahkan indikasi bahwa perekonomian Jepang pada kuartal III/2023 mungkin mengalami kontraksi.
Jepang sendiri termasuk sebagai salah satu negara yang merasakan dampak dari perlambatan ekonomi dan risiko deflasi China.
Risiko lain adalah pengetatan kebijakan moneter yang berlangsung di AS dan Eropa, karena para pihak berwenang di wilayah tersebut berjuang untuk melawan kenaikan harga.
Baca Juga
Pada Juli 2023, ekspor Jepang juga turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun. Ekspor ke China, yakni mitra dagang terbesar Jepang, juga turun sebesar 13,4 persen, yakni penurunan terbesar sejak Januari.
Kepala ekonom Daiwa Securities Toru Suehiro juga mengatakan bahwa perdagangan barang global sedang melambat.
“Perekonomian belum mencapai titik di mana permintaan kembali meningkat. Saya rasa kita tidak dapat mengandalkan permintaan eksternal untuk meningkatkan produksi,” ungkapnya.
Sementara itu, ekonom Bloomberg taro Kimura mengatakan ada dua hambatan terbesar yang dihadapi produsen saat ini.
"Kemerosotan produk elektronik global dan melambatnya permintaan secara keseluruhan dari China dan Amerika Serikat,” ungkap Kimura.
Kepala ekonom Jepang di Goldman Sachs, Naohiko Baba, juga mengatakan bahwa lemahnya permintaan eksternal yang berpusat di Jepang mungkin akan terus berlanjut untuk saat ini.
Kemudian, larangan China terhadap impor makanan laut Jepang, setelah pembuangan air limbah yang telah diolah di Fukushima diperkirakan akan membebani pengiriman.
Perdana Menteri Fumio Kishida kabarnya juga sedang mempersiapkan langkah-langkah dukungan bagi industri perikanan pada Kamis (31/8).
Jika protes oleh konsumen China kemudian menyebar ke kampanye perjalanan, hal ini dapat menghambat harapan pemulihan kelompok tur China yang dapat menjadi berkah bagi pengecer-pengecer Jepang.
Laporan terpisah menunjukkan bahwa penjualan eceran meningkat 2,1 persen pada bulan Juli 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. Penjualan juga naik sebesar 6,8 persen (year-on-year/yoy). Keduanya melebihi perkiraan analis.
Laporan tersebut kemudian menunjukan beberapa tanda positif karena pembelian pakaian, aksesoris, makanan dan minuman meningkat dari bulan ke bulan.
Ekonom Senior di Mitsubishi UFJ Research and Consulting Co, Kazuyoshi Nakata, mengatakan pengeluaran kuartal III/2023 dinilai positif karena pemulihan aktivitas rekreasi, hiburan, dan gelombang panas yang berkepanjangan mendorong pengeluaran.