Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Visa dan Mastercard Mau Naikan Biaya Kartu Kredit, Senator AS Tegas Menolak

Visa dan Mastercard merencanakan untuk menaikan biaya swipe fees yang dikenakan bagi pedagang. Para senator kemudian meminta membatalkan rencana tersebut.
Ilustrasi konsumen melakukan transaksi menggunakan kartu kredit/Freepik
Ilustrasi konsumen melakukan transaksi menggunakan kartu kredit/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Prosesor pembayaran Global Visa dan Mastercard berencana menaikkan biaya yang harus dibayar para pedagang ketika mereka menerima pembayaran kartu kredit dari pelanggan. 

Mengutip dari Reuters, Kamis (31/8/2023), kenaikan biaya ini direncanakan berlaku pada Oktober dan April 2023. Banyak dari kenaikan biaya tersebut berlaku untuk pembelian secara online.

Biaya pertukaran sendiri adalah biaya yang dibayarkan pedagang kepada bank, setiap kali konsumen ‘menggesek’ kartunya (swipe fees). Kenaikan biaya yang perlu dibayar pedagang kepada penerbit kartu biasanya dibebankan kepada konsumen. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (31/8) senator Amerika Serikat kemudian mendesak kedua raksasa kartu kredit tersebut untuk membatalkan rencananya, dan menggunakan laporan tentang rencana ini untuk mendukung RUU mereka, yang bertujuan memaksakan persaingan di industri. 

Anggota Senat senior dari Partai Demokrat Dick Durbin dan anggota Senat Partai Republik dari Kansas Roger Marshall merupakan sponsor utama dari RUU Persaingan Kartu Kredit. 

Mereka sendiri mengatakan pada Rabu (30/8) bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah mengambil biaya yang berkontribusi terhadap inflasi. 

“Dengan usaha kecil dan keluarga yang sudah menghadapi tingginya harga bahan makanan dan bensin, kenaikan biaya kartu kredit tersembunyi ini merupakan hal yang sangat buruk,” jelas para senator dalam pernyataannya

Tindakan kedua raksasa tersebut diketahui akan mengharuskan bank-bank besar untuk menawarkan pilihan jaringan untuk memproses transaksi, termasuk jaringan di luar Visa atau Mastercard

Pertentangan mengenai biaya ini telah menghasilkan lobi yang sengit, lantaran RUU tersebut berpotensi mengurangi pendapatan bagi perusahaan pembayaran raksasa dan bank. RUU tersebut juga menguntungkan bagi pengecer

Namun, sebagai catatan, saat kini masih tidak jelas apakah masalah ini akan diajukan kepada Kongres nanti

Berdasarkan laporan dari Nilson Report, yakni publikasi industri, menemukan bahwa para pedagang membayar sebesar US$160,7 miliar dari biaya gesek pada 2022. 

Sedangkan, perusahaan konsultan pedagang CMSPI, memperkirakan biaya baru tersebut dapat membuat mereka mengeluarkan biaya tambahan sebesar US$500 juta per tahun

Durbin sendiri sebelumnya berhasil dalam membantu meloloskan undang-undang pada 2010, yang membuat biaya transaksi kartu debit menjadi jauh lebih rendah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper