Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Tutup Sementara 14 Pabrik di Jepang, Ini Estimasi Kerugiannya

Toyota Motor terpaksa menutup 14 pabrik perakitanya di Jepang pada Rabu (30/9/2023) setelah terjadi gangguan sistem produksi.
Toyota Tutup Sementara 14 Pabrik di Jepang, Ini Estimasi Kerugiannya/Ilustrasi
Toyota Tutup Sementara 14 Pabrik di Jepang, Ini Estimasi Kerugiannya/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Toyota Motor mengurangi produksinya di pabriknya yang berbasis di Jepang pada Rabu (30/9/2023). Langkah itu diambil raksasa produsen mobil setelah sistem komputer yang memproses pesanan suku cadang kendaraan rusak pada Selasa (29/9). Akibatnya Toyota terpaksa menutup 14 pabrik perakitan. 

Seperti dilaporkan oleh Reuters, Rabu (30/9/2023) gangguan tersebut menghentikan sistem inti dari lean manufacturing Toyota. Sistem tersebut digunakan sebagai cara untuk mengurangi inventaris dan memaksimalkan efisiensi. Sistem ini dirintis oleh Toyota dan diadopsi secara luas oleh para pesaingnya. 

Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menyebabkan sistem tersebut bermasalah. Toyota belum memberikan rincian dan hanya mengatakan bahwa penyebabnya bukan serangan siber. 

Sekadar informasi bahwa produksi Toyota telah pulih tahun ini setelah sempat terganggu oleh pandemic Covid-19 beberapa tahun lalu. Penghentian produksi dapat menimbulkan biaya lebih besar dibandingkan penutupan pada 2022. 

Produksi domestik Toyota diketahui naik 29 persen pada semester I/2023, yakni peningkatan pertama dalam dua tahun. 

Toyota membuat berbagai macam kendaraan di Jepang, mulai dari Yaris dengan harga lebih murah hingga model termahal, termasuk mobil mewah merek Lexus. 

Berdasarkan perhitungan Reuters, produksi Toyota di Jepang merupakan sepertiga dari produksi global, yakni rata-rata sekitar 13.500 kendaraan per hari pada semester I/2023. Jumlah tersebut tidak termasuk kendaraan dari grup pembuat mobil Daihatsu dan Hino.

Lalu, berdasarkan laporan keuangannya, harga rata-rata penjualan kendaraan globalnya dalam kuartal terakhir setara dengan US$26.384. Jika menggunakan angka tersebut sebagai proksi, maka pendapatan dari produksi selama satu hari penuh di 14 pabriknya setara dengan US$356 juta, atau sekitar Rp5,4 triliun.

Adapun sistem dalam perakitan mobil modern tersebut dikenal dengan nama kanban. Sistem ini memberi informasi kepada pemasok mengenai suku cadang apa yang dibutuhkan, di mana, dan kapan harus meminimalkan persediaan.

Kanban memiliki arti papan nama dalam bahasa Jepang. Insinyur Toyota yang kemudian menjadi eksekutif, yakni Taichi Ono yang mengembangkan sistem ini.

Sistem ini menjadi inspirasinya ketika dia berkunjung ke Amerika Serikat pada 1950-an. Ia mengamati jaringan supermarket Amerika, Piggly Wiggly, dalam mengelola stok di raknya.

Sistem produksi ramping dan pengiriman suku cadang tepat waktu Toyota telah diadopsi di seluruh industri otomotif dan dipelajari secara luas. Sistem ini berubah dari sistem kartu cetak yang mengatur alur kerja pemasok menjadi sistem e-kanban yang berbasis internet, lebih dari 20 tahun yang lalu.

Sistem tersebut mengandalkan isyarat visual sederhana untuk mengatur alur kerja. Sistem ini telah diadopsi untuk industri lain, termasuk pengembangan perangkat lunak. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper