Bisnis.com, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menyebut pihaknya masih terus mengkaji skema merger 3 maskapai pelat merah, yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), Citilink Indonesia, dan Pelita Air.
Arya menjelaskan, rencana ini merupakan arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir yang menginginkan adanya konsolidasi untuk maskapai-maskapai pelat merah. Hal ini nantinya akan bermuara pada pengelolaan tunggal untuk satu industri.
"Ada Garuda, Citilink, dan Pelita. Jadi, cukup satu manajemen mengelola semua walaupun nanti terbagi-bagi," kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, dikutip Kamis (24/8/2023).
Meski demikian, Arya menyebut penggabungan tersebut bukan berarti Citilink dan Pelita Air akan dilebur ke Garuda Indonesia. Arya menuturkan, Citilink akan tetap berposisi sebagai entitas anak Garuda, sementara itu, peran Pelita Air dalam merger ini juga masih dikaji.
Dia menjelaskan, pembahasan terkait skema merger ini masih terus dilakukan oleh Kementerian BUMN serta pihak terkait lainnya. Pembahasan juga dilakukan dengan PT Pertamina (Persero) yang merupakan induk Pelita Air.
Arya juga mengatakan dirinya belum mengetahui secara pasti skema merger tersebut. Dia juga belum dapat mengkonfirmasi apakah skema merger untuk maskapai BUMN akan serupa dengan penggabungan PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo.
Baca Juga
Meski demikian, Arya mengatakan Kementerian BUMN berharap proses ini dapat dirampungkan secepatnya.
"Apakah inbrengnya ke Garuda, ke Citilink kita enggak tahu. Apakah dia seperti subholding kita belum tahu juga, masih dikaji," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyampaikan rencana merger tiga maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), Citilink Indonesia, dan Pelita Air.
Setidaknya ada dua alasan yang dikemukakan Erick Thohir terkait rencana merger Garuda, Citilink dan Pelita Air. Pertama, dia menyebut rencana ini merupakan salah satu upaya agar biaya logistik di Indonesia terus menurun sehingga semakin meringankan dunia bisnis.
Erick mendorong efisiensi terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara.
"Kami upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," kata Erick.