Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: RI Butuh Rp3.065 Triliun untuk Kembangkan Properti Hijau

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kebutuhan investasi itu untuk pengembangan properti hijau atau ramah lingkungan hingga 10 tahun ke depan.
Menkeu Sri Mulyani memberikan pemaparan keuangan negara saat konferensi pers APBN Kita pada Selasa (14/3/2023) di gedung Kemenkeu, Jakarta Pusat. Dok. Kemenkeu RI.
Menkeu Sri Mulyani memberikan pemaparan keuangan negara saat konferensi pers APBN Kita pada Selasa (14/3/2023) di gedung Kemenkeu, Jakarta Pusat. Dok. Kemenkeu RI.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mendorong para pengembang untuk terus gencar menerapkan konsep atau inisiatif bangunan hijau mengingat kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah di Indonesia. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintah melalui UU No. 28/2002 telah mendorong pengembang untuk menerapkan konsep bangunan hijau.

Dia menyampaikan, banyak sekali investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan hijau. Berdasarkan data International Finance Corporation (IFC), total investasi bangunan hijau yang dibutuhkan kawasan Asia Pasifik dengan separuh penduduknya yang tinggal di perkotaan adalah sebesar US$17,8 triliun.

Sementara untuk Indonesia, dibutuhkan investasi sebesar US$200 miliar atau sekitar Rp3.065 triliun (asumsi kurs Rp15.326 per US$) hingga 10 tahun ke depan.

“US$200 miliar dibutuhkan dalam 10 tahun ke depan untuk memenuhi investasi yang dibutuhkan untuk bangunan berkelanjutan di Indonesia saja,” kata Sri Mulyani dalam acara Seminar Energy Efficient Mortgage (EEM) Development throughout Asean countries, Selasa (22/8/2023).

Dengan demikian, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah harus bekerja keras untuk meningkatkan opsi pembiayaan dalam mendukung proyek bangunan berkelanjutan di Indonesia. 

“Tantangan-tantangan ini membutuhkan solusi yang inovatif dan tentunya upaya kolaboratif, belajar dari pengalaman negara lain, baik untuk Indonesia maupun negara-negara anggota Asean,” kaatanaya.

Oleh karena itu, imbuh mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, dibutuhkan upaya untuk mengatasi berbagai hambatan implementasi bangunan hijau di Indonesia, termasuk upaya untuk memanfaatkan potensi dari bangunan yang berkelanjutan.

“Pembiayaan bangunan yang inovatif dan ramah lingkungan sangat penting untuk mentransformasi ekonomi kita, termasuk sektor konstruksi bangunan yang perlu dirancang untuk menjadi bangunan yang lebih ramah lingkungan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper