Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil tumbuh kuat hingga semester I/2023, tapi tantangan yang dihadapi ke depan semakin tidak mudah.
Pada Rancangan APBN 2024 atau APBN terakhir Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, lebih rendah dibandingkan dengan target pada 2023 sebesar 5,3 persen.
Sri Mulyani menjelaskan tantangan yang dihadapi masih bersumber dari tensi geopolitik, fragmentasi, deglobalisasi, ancaman perang, digitalisasi hingga perubahan iklim.
Selain itu, meski laju inflasi telah mereda secara global pada 2023 dan 2024, tapi levelnya masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19.
“Jadi ini tekanan dari higher for longer yang masih akan dirasakan pada 2024,” katanya dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2024, Rabu (16/8/2023).
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi global pada 2024 diperkirakan masih lemah, seiring dengan suku bunga yang masih relatif tinggi.
Baca Juga
Oleh karena itu, imbuhnya, APBN pada 2024 akan dirancang untuk tetap menjadi shock absorber, tapi tetap mendukung akselerasi transformasi ekonomi.
APBN juga diarahkan tetap berpihak pada kesejahteraan masyarakat melalui percepatan penurunan kemiskinan ekstrem, stunting, dan kesenjangan.
Sri Mulyani menambahkan, APBN pun tetap dijaga sehat dan berkelanjutan dalam menengah panjang, serta didorong produktif untuk menyelesaikan proyek strategis nasional, mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), dan penyelenggaraan Pemilu.