Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mematok defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 2,29 persen dari PDB.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pidato Kenegaraan dalam rangka Penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan, Rabu (16/8/2023).
Target defisit APBN tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan target pada 2023 sebesar 2,84 persen. “Defisit anggaran sebesar 2,29 persen PDB atau sebesar Rp522,8 triliun,” kata Jokowi.
Sejalan dengan itu, keseimbangan primer diperkirakan negatif Rp25,5 triliun, tetapi tetap didorong sehingga dapat bergerak menuju positif.
Jokowi menjelaskan, pendapatan negara pada 2024 direncanakan sebesar Rp2.781,3 triliun, terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp400 miliar.
Sementara itu, belanja negara pada 2024 dialokasikan sebesar Rp3.304,1 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.446,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp857,6 triliun.
Jokowi mengatakan untuk mendukung transformasi ekonomi dan agenda pembangunan serta melindungi masyarakat dari goncangan, maka postur APBN 2024 didorong tetap sehat.
“Reformasi fiskal harus terus dilakukan secara komprehensif, baik optimalisasi pendapatan, melanjutkan penguatan belanja berkualitas, serta pembiayaan inovatif dan dikelola secara hati-hati,” tuturnya.