Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Pamer PMI Manufaktur Indonesia Ungguli AS & China

Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan kinerja manufaktur Indonesia yang masih di jalur ekspansif ketika PMI manufaktur global menunjukkan pelemahan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan tentang arah kebijakan Pemerintah pada 2023 dan perkembangan ekonomi terkini saat wawancara dengan Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan tentang arah kebijakan Pemerintah pada 2023 dan perkembangan ekonomi terkini saat wawancara dengan Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kuatnya Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia menjadi kebanggan dan optimisme pemerintah untuk memacu kinerja industri manufaktur Tanah Air.

Kondisi ini menjadi salah satu poin yang dibanggakan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: RAPBN dan Nota Keuangan 2024, Rabu (15/8/2023).

Dia menjelaskan bahwa PMI manufaktur global menunjukkan pelemahan. Di sisi lain, indeks growth domestic product (GDP) manufaktur Indonesia mengalami kenaikan.

"Indonesia, on the other hand, masih tetap terjaga resiliensinya, makanya kalau kita lihat negara G20 dan Asean, Indonesia bersama India, Filipina, dan Meksiko adalah empat negara yang PMI-nya itu ekspansif dan accelerated, yang lainnya either ekspansi melambat atau kontraksi," kata Sri Mulyani.

Dia menilai bahwa penguatan industri manufaktur dapat menjadi upaya untuk memperkuat struktur ekonomi. Pasalnya, peranan industri manufaktur memiliki nilai tambah tinggi.

Diberitakan sebelumnya, PMI manufaktur Indonesia tercatat menguat ke level 53,3 pada Juli 2023 dibandingkan bulan sebelumnya di level 52,5.

Laju ekspansi sektor manufaktur di Tanah Air ini merupakan tingkat ekspansi tertinggi sejak 10 bulan terakhir atau September 2022.

Mengutip data Trading Economics, Selasa (1/8/2023), PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2023 tersebut mampu melampaui PMI manufaktur sejumlah negara Asean, seperti Malaysia yang masih berada di zona kontraksi 47,8 dan Vietnam di level 48,7, serta Filipina di level 51,9.

PMI manufaktur Indonesia juga mampu mengungguli sejumlah negara-negara G20, seperti Rusia (52,1) dan Meksiko (50,9).

Bahkan, sektor manufaktur beberapa negara G20 pada Juli 2023 berada di zona kontraksi, antara lain Turki (49,9), Australia (49,6), Jepang (49,6), Korea Selatan (49,4), China (49,2), Amerika Serikat (49), Prancis (45,1), Inggris (45), dan Jerman (38,8).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper