Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah wilayah dengan kepala daerah yang akan berakhir masa kepemimpinannya mulai September 2023 mencatatkan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2023 lebih tinggi dari ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9 dari 17 provinsi yang dipimpin oleh para gubernur tersebut mencatat pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan nasional 5,17 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal II/2023.
Sebut saja Provinsi Jawa Tengah yang dipimpin oleh bakal calon presiden Ganjar Pranowo yang akan habis masa jabatannya pada 5 September mendatang, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,24 persen (yoy).
Persaingan pertumbuhan ekonomi juga terlihat di wilayah Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa. Pada akhir masa kepemimpinan Ridwan Kamil yang akan selesai pada 5 September, pihaknya berhasil menaikkan ekonomi menjadi 5,25 persen (yoy).
Sementara Khofifah Indar Parawanda yang akan selesai menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur pada 31 Desember 2023, berhasil menumbuhkan ekonomi wilayahnya hingga 5,23 persen (yoy) pada kuartal II/2023.
Adapun, dari 17 provinsi yang akan melakukan pergantian pemimpin tersebut, tercatat pertumbuhan ekonomi tertinggi berada di Maluku Utara yang dipimpin oleh Abdul Gani Kasuba, mencapai 23,89 persen.
Baca Juga
Bukan hanya di antara 17 provinsi, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara juga menjadi yang tertinggi dari seluruh provinsi pada kuartal II/2023.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengungkapkan sumber pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut utamanya karena terdapat industri pengolahan mineral.
“[Maluku Utara] banyak smelter, makanya sember pertumbuhan mirip dengan Sulawesi, ada industri pengolahan, petambangan dan penggalian, serta pertanian, kehutanan dan perikanan,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (7/8/2023).
Di sisi lain, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dipimpin oleh Zulkieflimansyah dan akan berakhir masa jabatannya pada 19 September 2023, tercatat dengan pertumbuhan ekonomi terendah. Bahkan satu-satunya yang negatif.
Pada kuartal II/2023, pertumbuhan ekonomi NTB baik secara kuartalan maupun tahunan terkontraksi. Masing-masing sebesar -0,11 persen dan -1,54 persen.
Edy menjelaskan, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB bahkan memberikan kontribusi negatif terhadap ekonomi Indonesia, yakni sebesar -0,48 persen (yoy).
“PDRB NTB yang terkontraksi pada kuartal II/2023 ini disebabkan adanya penurunan kegiatan pertambangan dan penggalian, khususnya produksi tembaga,” tambah Edy.
Secara spasial, Pulau Jawa masih mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 yang tumbuh sebesar 5,18 persen (yoy) dengan kontribusi mencapai 57,27 persen. Terutama DKI Jakarta dengan sumber pertumbuhan berupa infokom, perdagangan, dan jasa perusahaan.
Pertumbuhan Ekonomi 17 Provinsi | |
---|---|
Provinsi | Pertumbuhan Ekonomi (yoy) |
Sumatera Utara |
5,19% |
Riau |
4,88% |
Sumatera Selatan |
5,24% |
Lampung |
4,00% |
Jawa Barat |
5,25% |
Jawa Tengah |
5,23% |
Jawa Timur |
5,24% |
Bali |
5,60% |
Nusa Tenggara Barat (NTB) |
-1,54% |
Nusa Tenggara Timur (NTT) |
4,04% |
Kalimantan Timur |
6,84% |
Maluku |
5,18% |
Papua |
3,81% |
Kalimantan Barat |
4,00% |
Sulawesi Selatan |
5,00% |
Sulawesi Tenggara |
4,85% |
Maluku Utara |
23,89% |
Sumber:BPS