Bisnis.com, JAKARTA — Produsen baterai mobil listrik asal China WeLion New Energy Technology Co. berencana menjadi perusahaan terbuka atau menggelar initial public offering (IPO) pada 2025 guna mengejar target pertumbuhan pendapatan hingga 20 kali lipat.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (7/8/2023), Founder WeLion New Energy Technology Co. Li Hong mengatakan perusahaannya menargetkan pendapatan sebesar US$1,4 miliar atau 10 miliar yuan pada 2025.
Adapun, WeLion yang merupakan pemasok baterai semi-solid state dengan jarak tempuh hingga 1.000 kilometer untuk produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) asal China Nio Inc. memiliki valuasi hingga 15,7 miliar yuan dalam putaran pendanaan terbarunya.
Baterai solid-state dinilai sebagai game changer potensial bagi industri EV lantaran memungkinkan katoda bertegangan tinggi dan kapasitas yang tinggi untuk meningkatkan kinerja baterai EV.
Produk semi-solid state dari WeLion sedang digunakan untuk SUV ES6 baru dari Nio yang baru saja meluncur pada Mei 2023 lalu. WeLion pun menjadi salah satu dari produsen baterai dunia yang mulai memproduksi dan memasarkan baterai sel semi-solid state.
Baterai yang dipasok oleh WeLion untuk Nio memiliki paket 150 kilowatt hour (KWh) dengan jangkauan hingga 1.000 kilometer. Kapasitas ini lebih tinggi dibandingkan pasokan untuk Lucid Air Dream Edition R dengan 840 kilometer, dan Model S Tesla dengan 640 kilometer.
Baca Juga
Li Hong menyebut sel baterai WeLion memiliki kepadatan energi hingga 360 watt hour per kilogram, lebih tinggi dari estimasi 300 watt hour per kilogram dibandingkan baterai Tesla 4680.
Analis BloombergNEF Jiayan Shi mengatakan WeLion kepadatan 360Wh per kilogram tersebut merupakan tertinggi dibandingkan sel baterai EV lainnya yang sudah dipasarkan saat ini.
“Nio memiliki ukuran standar untuk paket baterai, tetapi sel WeLion berhasil memasukkan lebih banyak energi ke dalam volume yang sama, dan ini sukses.” tutur Jiayan seperti dikutip dari Bloomberg.
Li Hong mengatakan teknologi dari WeLion tersebut lantas menarik minat dari beberapa produsen mobil lainnya seperti Volkswagen AG, Ford Motor Co., Mercedes-Benz Group AG, Geely Automotive Holdings Ltd., dan pembuat elektronik konsumen China Xiaomi Corp.,
Akan tetapi, analis di KB Securities di Seoul James Lee mengatakan baterai dari WeLion tidak mungkin menggantikan sebagian besar baterai lithium-ion dalam waktu dekat, lantaran tingginya biaya untuk produksi sel solid-state.
Kunci sukses dari WeLion, menurutnya, pelanggan yang bersedia membayar harga tinggi untuk kendaraan EV dengan baterai solid-state demi jarak tempuh yang lebih jauh.
“Perusahaan seperti WeLion harus menargetkan mobil mewah saja. Tidak mudah bagi mereka untuk menurunkan harga,” tuturnya.