Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Rumah Subsidi Naik, Begini Nasib Program FLPP

Begini nasib program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) usai harga rumah subsidi mengalami kenaikan.
Suasana pembangunan rumah subsidi di Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/1/2021). Bisnis/Abdurachman
Suasana pembangunan rumah subsidi di Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/1/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan realisasi penyaluran sejumlah bantuan pembiayaan rumah, salah satunya melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tetap berjalan sesuai target meskipun harga rumah subsidi mengalami kenaikan.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pemerintah belum lama ini melakukan penyesuaian harga jual rumah subsidi yang tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR No. 689/KPTS/M/2023 tentang Batasan Luas Tanah, Luas Lantai dan Batasan Harga Jual Rumah Umum Tapak dalam Pelaksanaan Kredit/Pembiayaan Perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, serta Besaran Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan (SBUM). 

Dalam PMK tersebut, setiap rumah bersubsidi mendapatkan fasilitas berupa pembebasan PPN sebesar 11 persen dari harga jual rumah tapak atau antara Rp16 juta - Rp24 juta untuk setiap unit rumah. Batasan harga jual maksimal rumah tapak yang diberikan pembebasan PPN menjadi antara Rp162 juta - Rp234 juta untuk 2023 dan antara Rp166 juta - Rp240 juta untuk 2024 untuk masing-masing zona.

Seiring dengan hal itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, hingga saat ini penyaluran FLPP telah mencapai setengah dari target yang ditetapkan sebanyak 220.000 unit. Alhasil, kenaikan harga rumah subsidi diyakini tidak membawa dampak signifikan yang dapat mengganggu rencana pembangunan jangka menengan (RPJMN).

"Sampai bulan Juni-Juli kemarin kan sudah disalurkan 90 ribuan. Sisanya baru yang terkena dengan harga baru. Jadi, tidak seluruhnya sehingga dari hitungan teman-teman kemarin, target 220 ribuan itu masih bisa dipenuhi yang sesuai di RPJMN," jelasnya saat ditemui di sela-sela agenda Soft Launching Tapera Mobile dan Sosialisasi Program BP Tapera 2023 di Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Sebagai catatan, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) bergerak sebagai operator penyaluran FLPP ke masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Adapun, hingga periode 31 Juli 2023, pihaknya mencatatkan bahwa telah merealisasikan Rumah Tapera FLPP sebanyak 120.169 unit dengan total nilai mencapai Rp13,46 triliun.

Komisioner BP Tapera Adi Setianto merinci, tumah Tapera FLPP tersebut tersebar di 9.096 perumahan yang dibangun oleh 6.176 pengembang dari 38 Bank Penyalur di 33 provinsi dan 386 kabupaten/kota.

Lebih lanjut, Adi menjelaskan, adapun Rumah Tapera yang telah tersalurkan hingga Juli 2023 tercatat sebanyak 2.970 unit dengan total nilai mencapai Rp337,02 miliar.

"Kami berupaya optimal untuk terus mewujudkan rumah yang berkualitas, tepat sasaran dan dihuni dengan terus melakukan inovasi dan layanan prima,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper