Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Eropa semakin khawatir tentang dorongan China yang cepat dalam produksi semikonduktor atau chip generasi lama. Kedua negara kemudian mendiskusikan strategi baru untuk mengendalikan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Presiden AS Joe Biden menetapkan kontrol luas terhadap China untuk memperoleh jenis chip canggih untuk kecerdasan buatan (AI) dan aplikasi militer.
Namun, China merespon dengan mengalirkan miliaran dolar AS ke pabrik yang memproduksi chip-chip generasi lama, atau disebut ‘chip warisan’ (legacy chip) yang belum dilarang.
Dapat diketahui bahwa chip-chip tersebut tetap penting dalam ekonomi global, karena menjadi komponen krusial untuk segala hal. Contohnya, mulai dari smartphone, kendaraan listrik, hingga perangkat keras militer.
Menurut sumber yang familiar dengan masalah ini, hal ini kemudian memicu kekhawatiran baru mengenai potensi pengaruh China, dan memicu pembicaraan untuk membatasi China dan Amerika Serikat bertekad mencegah chip menjadi titik pengungkit bagi China.
"Jumlah uang yang China alirkan untuk mensubsidi kapasitas berlebih dari mature chip dan legacy chip, itu adalah masalah yang perlu kita pikirkan dan kerjakan dengan bekerja sama dengan sekutu-sekutu kita," ucap Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, yang dikutip dari Bloomberg pada Selasa (1/8/2023).
Baca Juga
Sumber juga mengatakan bahwa Uni Eropa dan AS Prihatin dengan dorongan China untuk mendominasi pasar ini, karena alasan ekonomi dan keamanan.
Mereka juga khawatir perusahaan-perusahaan China membanjiri pasar global dengan chip-chip warisan di masa depan, dan menyebabkan pesaing asing bangkrut seperti yang terjadi di industri energi surya.
Dapat diketahui bahwa AS dan Eropa sedang mencoba membangun produksi chip dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada Asia.
Pemerintah juga telah menyediakan dana publik untuk mendukung pabrik-pabrik lokal. Hal tersebut meliputi US$52 miliar atau setara Rp786 triliun yang disediakan oleh pemerintahan Biden dalam CHIPS and Science Act.
Namun, produsen dalam negeri mungkin juga enggan berinvestasi dalam fasilitas yang harus bersaing dengan pabrik China yang disubsidi besar-besaran.
Pemerintahan Biden dan sekutunya kemudian mengukur kesediaan perusahaan Barat untuk berinvestasi dalam proyek serupa, sebelum mereka memutuskan tindakan apa yang akan diambil.