Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Merger BUMN Karya, Erick Thohir: Butuh Waktu 3 Tahun!

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kabar terbaru terkait rencana konsolidasi atau merger BUMN Karya. Begini penjelasannya.
Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan rencana merger BUMN Karya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (1/8/2023) - BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa
Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan rencana merger BUMN Karya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (1/8/2023) - BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkap kabar terbaru terkait rencana konsolidasi atau merger BUMN Karya yang nantinya akan berada di bawah naungan PT Danareksa. 

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan implementasi rencana tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar. Namun, dia memastikan rencana tersebut akan masuk dalam roadmap BUMN 2024-2034. 

Erick menyebutkan BUMN Karya yang akan merger dalam waktu 3 tahun ke depan yakni PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA). 

"Nanti Hutama Karya [merger] dengan Waskita, lalu PP dengan WIKA dan ini ada prosesnya semua. Saya sudah bilang perlu waktu 3 tahunan jadi nggak bisa selesai tahun ini," kata Erick kepada wartawan di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (1/8/2023). 

Dia menegaskan bahwa penyehatan BUMN Karya lewat konsolidasi memerlukan waktu. Pihaknya akan bertanggung jawab atas rencana tersebut dan tidak akan 'mencuci tangan' setelah berganti pemerintahan. 

Di samping itu, berkaitan dengan masalah keuangan yang menimpa Waskita Karya, dia pun menjelaskan rencana pengalihan sejumlah proyek tol Waskita kepada Hutama Karya masih dalam proses. 

Namun, Erick memastikan rencana pengalihan tersebut akan terselesaikan. Dia mencontohkan kasus PT Istaka Karya yang terlilit utang kepada para vendor kontraktor infrastruktur sejak 2007 dan diproses 2013. 

"Istaka Karya itu kan pembangunan tol dari tahun 2007 tapi ada permasalahan, dan banyak vendor yang kasihan lalu di proses 2013, ada keputusan tentu kebijakan yang harus dituntaskan, tapi berjalan terus menerus," ujarnya. 

Meski berganti pemerintahan, Erick melihat kasus tersebut masih terus dikaji solusi terbaiknya. Adapun, solusi terbaik yang dimaksud yakni dengan konsolidasi BUMN Karya.

"Kalau itu kan proses, kan kita sudah jelaskan bahwa penyehatan daripada karya-karya itu perlu waktu kita tidak mencuci tangan kita harus tanggung jawab," terangnya. 

Diberitakan sebelumnya, rencana konsolidasi BUMN Karya yang berada di bawah nauangan PT Danareksa telah memiliki roadmap yang disusun Kementerian BUMN dengan Boston Consulting Group.

BCG mempelajari kondisi BUMN Karya dan menemukan setidaknya tiga poin permasalahan yaitu adanya penggunaan dana dari proyek jangka pendek untuk mendanai proyek jangka panjang. Alhasil, dana tersebut tidak akan cukup menutupi kebutuhan proyek.

Selain itu, Erick menyebut pemerintah juga sedang mengharmonisasikan BUMN Karya untuk berbisnis sesuai keahliannya. Pasalnya dia melihat BUMN Karya banyak yang menjalankan bisnis tidak sesuai fokus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper