Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

42,7 Persen Setoran Pajak di Provinsi Riau Berasal dari Bisnis Sawit

Kontribusi wajib pajak dari bisnis sawit mencapai 42,7 persen dari total penerimaan pajak di provinsi Riau.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, PEKANBARU -- Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Provinsi Riau menyatakan kontribusi dari sektor kelapa sawit terhadap penerimaan pajak di daerah itu terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. 

Kepala Kanwil DJP Riau Ahmad Djamhari mengatakan dari data terbaru semester I/2023, kontribusi dari Wajib Pajak (WP) yang bergerak di sektor sawit mencapai 42,7 persen dari total penerimaan pajak.

"Lebih menarik lagi, dalam kategori Pajak Pertambahan Nilai [PPn], WP sawit menyumbang 40 persen dari total kontribusi, menjadikannya sektor terbesar dalam menyokong pendapatan pajak di Riau. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sektor sawit bagi penerimaan pajak wilayah Riau," ungkapnya Kamis (20/7/2023).

Data DJP Riau menyatakan penerimaan pajak di daerah itu pada periode Januari hingga Juni 2023 atau semester I/2023 telah mencapai Rp10,3 triliun, atau  46,5 persen dari total target penerimaan pajak sepanjang 2023 yang senilai Rp22,13 triliun.

Untuk rincian penerimaan pajaknya yakni dari Pajak Penghasilan (PPH) telah menyumbangkan 59 persen dari total penerimaan, atau tumbuh 16,14 persen. Sementara itu, kontribusi dari pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mencapai 43,50 persen.

Ahmad mengakui dampak fluktuasi harga sawit menjadi perhatian bagi pemerintah pusat maupun daerah, termasuk Riau. Harga sawit yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti permintaan pasar global dan perubahan kebijakan perdagangan, dapat berdampak pada perkiraan penerimaan pajak di provinsi Riau. 

Meskipun demikian, pemerintah pusat telah menghitung proyeksi perkiraan harga sawit di tahun ini. Namun, pihaknya tetap menyadari bahwa situasi di lapangan bisa saja berubah sehingga proyeksi tersebut tidak 100 persen akurat.

Meski menghadapi tantangan dari fluktuasi harga sawit, penerimaan pajak di Riau tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hingga saat ini, penerimaan pajak secara total mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,93 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 

Hal ini menunjukkan upaya pemerintah daerah dalam mengelola keuangan publik secara efisien dan efektif, sehingga capaian penerimaan pajak dapat terjaga dengan baik.

"Sektor sawit di Riau mencakup perdagangan dan pengolahan. Perdagangan sawit menjadi bagian penting dalam menyumbang penerimaan pajak, mengingat Riau merupakan salah satu provinsi yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas tersebut," ungkapnya.

Adapun, pemerintah pusat dan daerah terus berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dari sektor sawit dan sektor lainnya, serta menjaga stabilitas perekonomian daerah.

Dengan kerja sama yang baik antara seluruh pihak terkait, diharapkan kontribusi sektor sawit terhadap penerimaan pajak di Riau dapat terus meningkat dan memberikan manfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper