Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Berpotensi Naik Gara-gara Rencana India Setop Ekspor

Rencana India untuk menyetop ekspor beras nonbasmati diperkirakan dapat mengerek harga beras dunia.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Harga beras di pasar dunia diprediksi berpotensi mengalami kenaikan jika India menghentikan ekspor berasnya.

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, pertimbangan penghentian ekspor beras merupakan lanjutan dari kebijakan perberasan India di tahun-tahun sebelumnya.

“Rangkaian kebijakan ini bisa dipahami sebagai respons India atas kondisi dalam negeri. Pada intinya, India kian memperketat ekspor berasnya,” katanya kepada Bisnis, Kamis (13/7/2023).

Sejak pandemi Covid-19, India telah menurunkan volume jumlah beras yang diekspor. Rangkaian kebijakan tersebut tentu saja berdampak terhadap pasar beras secara global.

“Harga kemungkinan akan terkerek naik,” ungkapnya.

Kendati demikian, menurutnya, Indonesia cukup beruntung. Sebab, Indonesia telah mengamankan pasokan beras dari India melalui MoU antarpemerintah, sebagaimana disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu.

Beras tersebut akan dikirim saat Indonesia kekurangan pasokan beras. Namun, jika tidak dibutuhkan, impor beras tak perlu dilakukan. Skema tersebut, menurut Khudori, sangat bagus sebagai antisipasi jika fenomena El Nino berdampak besar terhadap produksi beras dalam negeri. 

Setidaknya, lanjut dia, Indonesia sudah memiliki solusi yang siap dieksekusi. Di luar itu, pemerintah juga telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor 2 juta ton beras hingga akhir tahun.

Jika El Nino berdampak serius, kuota impor 2 juta ton ini dinilai sangat cukup sebagai antisipasi jika semuanya bisa dieksekusi. “Jika India peluangnya kecil, yang tersisa ya dari Vietnam dan Thailand,” ujarnya.

Adapun, India tengah mempertimbangkan untuk menghentikan ekspor beras non-basmati. Ini dilakukan lantaran harga dalam negeri yang naik dan pemerintah India ingin menghindari risiko inflasi.

Menurut data USDA Foreign Agriculture Service, India menjadi pengekspor beras terbesar sepanjang 2022-2023 dengan porsi 40,5 persen. Selain India, ada Thailand dengan porsi sebesar 15,3 persen dan Vietnam 13,5 persen. 

Jika India menerapkan larangan tersebut, maka ini akan memengaruhi sekitar 80 persen ekspor beras India. 

Bisnis sudah mencoba meminta tanggapan terkait rencana India menghentikan ekspor beras kepada Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim. Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan dari Kemendag.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper