Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat memperpanjang kerja sama pada bidang panas bumi dengan Selandia Baru.
Dalam kerja sama ini, nantinya terdapat sebuah komitmen pendanaan antara keduanya dalam bidang panas bumi senilai 15,6 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp147,8 miliar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Selandia Baru ini diberi nama ‘Indonesia-Aoteroa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ)’.
Arifin dalam sambutannya mengatakan bahwa nantinya kerja sama ini dapat menjadi momentum mendorong akselerasi transisi energi yang sedang dicanangkan oleh Indonesia.
“Saya berharap usaha bersama yang telah terbangun ini dapat mengakselerasi pengembangan panas bumi di Indonesia dan menyediakan solusi yang berkelanjutan untuk mendukung transisi energi di Indonesia,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Kamis (13/5/2023).
Arifin menyebut, komitmen Indonesia menuju dekarbonisasi juga didorong melalui fokus Presidensi G20 Indonesia dan pencapaian Bali Compact yang menjadi komitmen negara-negara G20 menuju transisi energi.
Baca Juga
Selain itu, Indonesia juga diprediksi akan membutuhkan listrik sebesar 1.942 TWh pada 2060.
"Untuk meningkatkan pemanfaatan energi bersih, Indonesia akan membangun sekitar 700 GW pembangkit listrik energi terbarukan, mengingat Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah, mencapai lebih dari 3.600 GW," ujarnya.
Selandia Baru, kata Arifin, memang memiliki banyak sumber daya dan ahli dalam mengembangkan proyek panas bumi, termasuk pemanfaatan langsung dan inovasi dalam operasi panas bumi, seperti produksi hidrogen hijau dan carbon capture storage (CCS).
Di sisi lain, Minister of Foreign Affairs and Trade Selandia Baru Nanaia Mahuta menyampaikan bahwa komitmen PINZ didasarkan pada pencapaian hingga saat ini dan selanjutnya akan memperluas akses Indonesia ke energi yang terjangkau dan bersih
"Aotearoa Selandia Baru memperkuat dukungan terhadap sektor energi panas bumi Indonesia melalui investasi lanjutan dalam program PINZ. Kerja sama ini akan membantu menurunkan emisi iklim, dan menguntungkan kawasan Indo-Pasifik secara luas," ucap Nanaia.
Pendanaan ini, kata Nanaia akan diberikan selama 5 tahun dan dibangun atas dasar hubungan baik yang sudah berlangsung lama antara Selandia Baru dan Indonesia dalam pengembangan panas bumi.
Kerja sama panas bumi antara Selandia Baru dan Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1970-an dan merupakan bagian dari kerja sama energi terbarukan yang menjadi komitmen Selandia Baru dan Indonesia di bawah kemitraan komprehensif pada tahun 2018.