Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Geothermal (PGEO) Kejar Kapasitas Pembangkit 1 GW dalam 2 Tahun

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi ke level 1 gigawatt.
Suasana PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Jumat (13/3/2020). PGE menargetkan pengeboran sumur semi eksplorasi untuk pembangunan PLTP Unit 7 dan Unit 8 akan dimulai pada Semester II/2020. Bisnis/Lukas Hendra.
Suasana PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Jumat (13/3/2020). PGE menargetkan pengeboran sumur semi eksplorasi untuk pembangunan PLTP Unit 7 dan Unit 8 akan dimulai pada Semester II/2020. Bisnis/Lukas Hendra.

Bisnis.com, TANGERANG — Emiten panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik ke level 1 gigawatt (GW) dalam kurun waktu 2 tahun ke depan lewat ekstraksi lanjutan pada sejumlah lapangan pengembangan milik perseroan. 

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan, masih terdapat 340 megawatt (MW) daya setrum potensial yang bisa dikembangkan untuk diutilisasi ke dalam kapasitas terpasang saat ini 672 MW. 

“Lewat quick win proyek ini [340 MW], saya tidak perlu drilling [bor] lagi, jadi sudah ada di well head atau fluida itu diinjeksi kita pakai teknologi lagi untuk buat megawatt akselerasi dari biasanya 18 bulan jadi 12 bulan,” kata Julfi saat ditemui di Tangerang, Kamis (13/7/2023). 

Beberapa potensi tambahan daya itu berasal dari lapangan panas bumi milik PGEO, di antaranya Lumut Balai (40 MW), Lumut Balai Unit 2 (55 MW) Hululais Unit 1 dan 2 (110 MW), Hululais Binary Unit (60 MW), Ulubelu (40 MW), Lahendong (35 MW). 

Kendati demikian, Jufli mengaku belum dapat memberi perincian ihwal kebutuhan investasi pada program utilisasi potensi kapasitas 340 MW untuk 2 tahun mendatang. Dia beralasan kebutuhan investasi itu masih dihitung saat ini. 

“Kendala kita di panas bumi itu adalah komersial jadi kita akan buat produk sekunder, seperti hidrogen, metanol untuk jalan menuju FID [final investment decision], produk itu akan support dari sisi komersial proyek,” kata dia. 

Baru-baru ini, PGEO mengamankan kerja sama strategis dengan PT Pembangunan Aceh (PEMA) untuk pengembangan wilayah kerja panas bumi di Seulawah, Aceh. 

Selain itu, PGEO turut bekerja sama dengan Chevron New Energy International terkait dengan pengembangan South Sumatera Grid Resources Confirmation sebesar 900 megawatt. 

Selain pengembangan wilayah kerja panas bumi, PGEO juga menjalin kerja sama dengan PT Kaishan Orka Indonesia dan PT Schlumberger Geophysics Nusantara.

Upaya ini disebut sebagai langkah strategis untuk mengoptimalisasi binary technology dan steam recovery method.

“Sekarang energi geothermal itu harus diekstrak dan yang sudah diproduksi pun kita kembalikan untuk diekstrak agar harganya lebih tinggi megawatt-nya per US dolar supaya kita bisa komersial,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper