Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modal Buka Usaha Pertashop Minimal Rp570 Juta, Berapa Marginnya?

Modal untuk mendapatkan izin kemitraan Pertashop atau penyalur produk ritel Pertamina mencapai Rp250 juta hingga Rp570 juta, belum termasuk biaya lainnya.
Pertamina meresmikan Pertashop pertama di Kota Yogyakarta, Jumat (17/9/2021). Pertashop tersebut berlokasi di Jalan Jambon, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo. /Foto: Istimewa
Pertamina meresmikan Pertashop pertama di Kota Yogyakarta, Jumat (17/9/2021). Pertashop tersebut berlokasi di Jalan Jambon, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo. /Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Para pengusaha Pertashop (Pertamina Shop) Jawa Tengah dan DIY mengadu ke Komisi VII DPR RI lantaran bisnisnya mengalami kerugian signifikan akibat adanya disparitas harga Pertamax dan Pertalite yang lebar sejak April 2022 lalu.

Kala itu, harga Pertamax naik menjadi Rp12.500 per liter, sementara harga Pertalite masih dipatok Rp7.650 per liter.

Ketua Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng dan DIY Gunadi Broto Sudarmo mengatakan, adanya disparitas harga tersebut kemudian dimanfaatkan oleh pengecer ilegal, seperti Pertamini untuk menjual Pertalite yang lebih murah sehingga membuat bisnis Pertashop yang hanya dapat menjual Pertamax dan Dexlite kalah saing.

Dia menuturkan, margin pengecer ilegal bahkan lebih besar, yakni bisa mencapai Rp2.000-Rp2.500 per liter dibandingkan margin Pertashop yang hanya Rp850 per liter. 

"Pengecer atau Pertamini yang nyata-nyata ilegal dapat margin lebih besar karena adanya disparitas harga yang begitu tinggi," kata Gunadi saat audiensi dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (10/7/2023).

Apalagi, lanjutnya, pengecer ilegal tersebut tidak membayar kewajiban-kewajiban resmi, seperti pajak dan biaya lain layaknya penyalur ilegal.

Dengan kondisi kesulitan yang dialami pengusaha Pertashop saat ini, dia pun meminta pemerintah untuk menertibkan dan menindak peredaran BBM subsidi di pengecer ilegal. 

Dia juga meminta pemerintah segera mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk membatasi pembelian Pertalite yang dianggap berlebihan saat ini. 

“Kami ingin segera disahkan revisi Perpres 191 Tahun 2014 karena sampai sekarang belum ada ketentuan mengenai Pertalite ini secara detail, beda dengan produk Solar, Biosolar sudah pasti di sana konsumennya sudah ada tertata,” kata dia. 

Selain itu, dia meminta parlemen untuk mendorong disparitas harga BBM Pertamax dengan Pertalite maksimal berada di rentang Rp1.500 per liter di semua wilayah Indonesia. 

“Sebagai permohonan tambahan agar kita bisa sedikit menghela nafas sebagai tambahan income tunjuk kami sebagai pangkalan LPG 3 kilogram,” kata dia. 

Lantas, berapa modal dan margin untuk membuka bisnis Pertashop?

Pertashop adalah lembaga penyalur Pertamina skala kecil yang disiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM nonsubsidi, LPG nonsubsidi, dan produk Pertamina ritel lainnya.

Gunadi memaparkan bahwa bisnis Pertashop dibagi menjadi tiga jenis, yakni Pertashop Gold, Pertashop Platinum, dan Pertashop Diamond. Modal dan margin ketiga jenis Pertashop tersebut berbeda-beda.

Untuk membuka bisnis Pertashop Gold, modal kemitraan yang dibutuhkan sekitar Rp250 juta. Margin yang diperoleh sekitar Rp850 per liter.

Lalu, Pertashop Platinum dibutuhkan modal Rp417 juta dan marginnya hanya Rp600 per liter, sementara Pertashop Diamond modalnya mencapai Rp570 juta dan margin yang diperoleh sebesar Rp435 per liter.

Namun, besaran modal tersebut belum mencakup biaya lainnya, seperti sewa lahan hingga pendirian bangunan. 

Sebagai gambaran, secara total modal untuk membuka Pertashop Gold mencapai Rp570 juta. Jumlah itu terdiri atas biaya paket Pertashop Gold sebesar Rp250 juta (modular, totem termasuk biaya kirim dan pasang), sewa lahan 10 tahun sebesar Rp100 juta, pendirian bangunan Rp200 juta (bangunan sederhana), biaya lain-lain Rp20 juta.

"Secara keseluruhan modal Pertashop jenis Gold kurang lebih sampai Rp600-an juta dan pendirian itu bukan murni dari modal sendiri. Kebanyakan pengusaha Pertashop menggunakan fasilitas KUR dari bank BUMN dan BUMD," ungkap Gunadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper