Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Norge Mining baru-baru ini menemukan cadangan 70 miliar ton mineral fosfat di Norwegia. Penggunaan fosfat untuk kendaraan listrik sendiri semakin kian populer.
Mengutip pemberitaan Visual Capitalist yang dikutip Senin (10/7/2023), meskipun teknologi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) telah berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir, baterai selalu menjadi komponen yang penting.
Bahkan, baterai lithium iron phosphate (LFP) menjadi pilihan yang populer untuk kendaraan listrik standar. Contohnya, Tesla dan Ford selaku produsen otomotif besar memperkenalkan kendaraan dengan LFP dalam katalog mereka.
Tak hanya itu, mengutip pemberitaan The Independent, Jumat (7/7) 70 miliar ton fosfat yang baru ditemukan dapat memenuhi kebutuhan baterai dan panel surya selama 100 tahun kedepan secara global.
Lantas apa saja manfaat jika menggunakan baterai baterai katoda LFP dalam EV? Berikut detailnya yang telah dirangkum Bisnis, dikutip dari Visual Capitalist, Senin (10/7):
1. Keamanan
Baterai LFP merupakan salah satu jenis baterai lithium-ion yang paling aman, yakni risiko panas berlebih dan terbakar yang rendah. Baterai LFP kurang rentan terhadap pelarian termal dan tidak melepaskan oksigen jika terbakar. Hal ini membuat baterai LFP lebih aman dibandingkan baterai lithium-ion lainnya.
Baca Juga
2. Siklus Hidup Panjang
Baterai ini memiliki masa pakai yang lebih lama daripada jenis baterai lithium-ion lainnya karena memiliki tingkat degradasi yang rendah sehingga dapat diisi dengan cepat tanpa kerusakan baterai yang signifikan.
Kemudian, baterai LFP juga dapat bertahan lebih lama sebelum perlu diganti karena dapat menahan siklus pengisian dan pengosongan dalam jumlah yang lebih besar.
3. Hemat Biaya
Bahan yang digunakan untuk memproduksi baterai LFP juga lebih murah dibandingkan jenis baterai lithium-ion lainnya.
Bahan katoda utama yang digunakan dalam baterai LFP adalah besi dan fosfat, sehingga relatif melimpah dibandingkan logam baterai lainnya.
Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang hemat biaya untuk berbagai aplikasi penyimpanan energi.
4. Ramah Lingkungan
Baterai LFP ramah lingkungan karena tidak beracun dan tidak mengandung logam berbahaya seperti kobalt atau nickel.
Bahan yang digunakan dalam baterai ini dikatakan lebih mudah didapatkan secara etis, sehingga dapat menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan daripada jenis baterai lithium-ion lainnya.
Lebih Rinci Mengenai Baterai LFP
Sebagian besar EV menggunakan paket baterai yang terdiri dari beberapa sel baterai individual. Sel baterai LFP terdiri dari beberapa komponen, dan paling besar adalah komponen katoda sebesar 43 persen.
Pada baterai LFP, komposisi katoda terdiri dari tiga elemen dengan Fosfat yang paling besar yakni sebanyak 61 persen. Kemudian diikuti dengan besi sebesar 35 persen dan lithium sebesar 4 persen.
Menurut International Energy Agency (IEA), saat ini baterai LFP semakin populer di model EV standar. Pangsa pasar LFP telah meningkat secara signifikan, mencapai pangsa pasar tertinggi dalam dekade terakhir yakni sebesar 30 persen dari pasar pada 2022.