Bisnis.com, JAKARTA - Seiring berjalannya waktu, Twitter makin menghadapi persaingan yang ketat di dunia media sosial.
Meskipun tetap menjadi platform media sosial yang paling populer dan berpengaruh, nyatanya sejak lama sudah banyak pesaing yang berusaha untuk merebut sebagian pangsa pasar dan menarik perhatian pengguna.
Dari aplikasi buatan mantan Bos Twitter hingga mantan Presiden AS Donald Trump, berikut sejumlah pengusaha yang berupaya menjadi "pembunuh Twitter"
1. Jack Dorsey
Bluesky adalah sebuah aplikasi sosial terdesentralisasi yang dikembangkan secara paralel dengan Twitter oleh Jack Dorsey, mantan CEO Twitter
Aplikasi ini dirancang dengan antarmuka pengguna yang mirip dengan Twitter, namun dengan pilihan algoritma, desain gabungan, dan moderasi yang ditujukan khusus untuk komunitas.
Menurut The Independent, Bluesky diumumkan pertama kali oleh Jack Dorsey pada bulan Desember 2019, saat industri teknologi di Silicon Valley sedang menghadapi serangan balik atau "techlash" global.
Baca Juga
Sebagai pesaing Twitter, media sosial ini juga memiliki protokolnya sendiri yang dikenal sebagai Authenticated Transfer Protocol atau AT Protocol. Bluesky tidak akan fokus pada iklan yang dipersonalisasi.
Saat ini Bluesky memiliki sekitar 50.000 pengguna. Namun, perkiraan dari data.ai menunjukkan bahwa aplikasi ini telah diunduh lebih dari 375.000 kali.
Sebagai salah satu pendiri Twitter, Jack pernah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Twitter pada 2008 setelah menjadi CEO sementara selama dua tahun sejak pendirian perusahaan pada 2006.
Namun, pada 2015, Dorsey kembali ke Twitter dan mengambil alih kembali posisi CEO setelah pengunduran diri Dick Costolo hingga masa jabatannya berakhir pada 2022.
2. Eugen Rochko
Eugen Rochko adalah pendiri, CEO, dan pengembang utama Mastodon, platform media sosial terdesentralisasi.
Mengutip dari Times of India, sebagai pesaing Twitter, pihaknya sudah memiliki lebih dari 10 juta pengguna terdaftar.
Platform ini mendapatkan popularitas setelah Elon Musk mengambil alih Twitter pada Oktober tahun lalu.
Beberapa orang terkenal, termasuk selebriti dan jurnalis, beralih ke platform yang berbasis di Jerman ini karena kekhawatiran terhadap potensi penyebaran informasi yang salah dan/atau ujaran kebencian.
Menurut sebuat "toot" (posting) di server yang dikenal sebagai 'Instance', yang dikelola oleh Eugen Rochko, pendiri, CEO, dan pengembang utama Mastodon, platform ini memiliki 10.040.058 akun.
Sebelumnya, Musk mencemooh Mastodon karena orang-orang 'berkumpul' ke pesaing, yang tidak disukai oleh miliarder tersebut.
Dia mengirim tweet dengan kata-kata merendahkan, tetapi segera menghapusnya. Perusahaan tersebut juga menangguhkan akun Twitter resmi Mastodon dan memblokir semua tautan yang mengarah ke platform tersebut.
3. Donald Trump
Selain menjadi mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga dikenal sebagai seorang pengusaha.
Sebelum memasuki dunia politik, Trump telah membangun dan mengelola berbagai bisnis di berbagai sektor. Dia terkenal karena menjadi pengembang properti dan memimpin The Trump Organization, perusahaan properti dan real estat yang didirikannya.
Beberapa properti terkenal yang dikembangkannya antara lain Trump Tower di New York City, Trump Taj Mahal Casino Resort di Atlantic City, dan Trump International Hotel di Washington, D.C.
Sementara itu, melalui Trump Media & Technology Group (TMTG), Trump meluncurkan platform ‘Truth Social’ pada Februari 2021.
Truth Social merupakan platform media sosial saingan Twitter asal Amerika Serikat yang mendorong percakapan global yang terbuka, bebas dan jujur tanpa mendiskriminasi berdasarkan ideologi politik.
Meski aplikasi ini mulanya tidak tersedia di Google Play karena melanggar kebijakan Google yang melarang konten dengan ancaman fisik dan hasutan untuk melakukan kekerasan.
Akan tetapi, pada akhirnya aplikasi ini pun tersedia untuk Google Play pada Oktober 2022, setelah pihaknya setuju untuk menegakkan kebijakan terhadap hasutan.
4. Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, pendiri Meta Platforms yang merupakan induk Facebook, Instagram hingga Whatsapp ini membuat aplikasi tandingan Twitter, yaitu Threads.
Bahkan, aplikasi ini sudah diunggah oleh 10 juta pengguna hanya dalam kurun waktu 7 jam sejak peluncurannya pada Kamis (6/7)
Threads Instagram sendiri berisikan balasan potongan pesan pendek, link tautan, foto, video, atau kombinasi dari pengguna aplikasi Instagram.
Nantinya, pengikut alias followers juga melihat dan membalas utasan yang dibuat pengguna tersebut.
Menurut laporan Bloomberg, Threads yang dikembangkan oleh Meta telah memanfaatkan serangkaian kegagalan dan langkah-langkah yang kurang tepat dari Twitter.
5. Alphonzo "Phonz" Terrell dan DeVaris Brown
Spill adalah platform mikroblogging baru yang dibuat oleh mantan karyawan Twitter, Alphonzo "Phonz" Terrell dan DeVaris Brown.
Terrell sebelumnya menjabat sebagai Global Head of Social and Editorial Twitter selama tiga tahun. Dia termasuk salah satu dari ribuan karyawan Twitter yang di-PHK sejak kedatangan Elon Musk.
Sedangkan Brown merupakan Product Manager Lead di Twitter yang fokus menggarap machine learning. Tapi Brown meninggalkan Twitter pada 2020 untuk mendirikan startup Meroxa.
Terinspirasi oleh istilah "spill the tea", aplikasi ini berfungsi seperti Twitter dengan feed berita langsung di mana pengguna dapat berinteraksi dengan pengikut mereka dengan cara mengirimkan "spills" (cerita atau informasi menarik).
Seperti tab "For You" dan "Following" di Twitter, Spill memiliki tab "Fresh Tea" dan "My Brew" yang sesuai, di mana pengguna dapat menemukan konten baru dan melihat postingan dari pengikut mereka.
Sejak mengumumkan proyek tersebut pada pertengahan Desember, Spill telah mendapatkan 60.000 pemesanan nama pengguna.