Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Relaksasi Izin Ekspor Mineral hingga Geliat Apartemen

Berita tentang relaksasi izin ekspor lima jenis komoditas mineral logam menjadi salah satu berita pilihan editor Bisnisindonesia.id hari ini.
Ilustrasi-Canva
Ilustrasi-Canva

Bisnis.com, JAKARTA – Relaksasi izin ekspor lima jenis komoditas mineral logam hingga 31 Mei 2024 yang sejatinya menjadi napas tambahan bagi perusahaan di tengah upaya menyelesaikan target penghiliran dan peningkatan nilai tambah di dalam negeri, masih harus melewati sejumlah tahapan berkelok-kelok.

Berita tentang relaksasi izin ekspor lima jenis komoditas mineral logam menjadi salah satu berita pilihan editor Bisnisindonesia.id hari ini. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Selasa (3/7/2023):

1. Jalur Berbelit Relaksasi Izin Ekspor Mineral Logam Freeport CS

Rekomendasi ekspor dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 7 Tahun 2023 tentang Kelanjutan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri nyatanya tidak serta merta memuluskan jalan badan usaha untuk melakukan ekspor.

PT Freeport Indonesia (PTFI), salah satunya. Perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu disebut-sebut masih belum bisa menjual konsentrat tembaga ke luar negeri, meskipun terdaftar sebagai salah satu badan usaha yang mendapatkan rekomendasi perpanjangan izin ekspor hingga Mei 2024.

Hal itu dikarenakan Freeport dan perusahaan lainnya juga harus mendapatkan izin lanjutan dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan.

Kendati demikian, dia meyakini proses perizinan di lintas kementerian tersebut tidak akan lama, sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo yang telah menyetujui perpanjangan izin ekspor lima jenis komoditas mineral logam hingga 31 Mei 2024.          

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah memberikan relaksasi ekspor bahan mineral mentah kepada badan usaha tertentu, yakni pemegang izin usaha pertambangan (IUP) atau izin usaha pertambangan khusus (IUPK) yang telah memiliki kemajuan pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) konsentrat mineral logam di atas 50 persen pada Januari 2023.

Setidaknya, terdapat lima badan usaha yang telah memiliki kemajuan pembangunan smelter konsentrat di atas 51 persen, yakni PT Freeport Indonesia (tembaga), PT Amman Mineral Nusa Tenggara (tembaga), PT Sebuku Iron Lateritic Ores (besi), dan dua smelter milik PT Kapuas Prima Coal, yakni PT Kapuas Prima Citra (timbal) dan PT Kobar Lamandau Mineral (seng).

 

 

2. Manis Gula di Musim Giling, Sejauh Mana Dampaknya?

Panen tebu pada musim giling tahun ini akan terasa berbeda bagi pekebun. Tekanan biaya produksi sejak tahun lalu agaknya dapat ditangani seiring peningkatan harga gula kristal putih di tingkat pekebun.

Sejak perang pecah antara Rusia dan Ukraina, distribusi energi terutama gas dari Rusia mulai tersendat. Komoditas ini menjadi bahan bakar utama industri memproduksi pupuk. Mudah ditebak ketika kondisi ini berdampak pada kenaikan harga pupuk.

Melonjaknya nilai jual pupuk nonsubsidi hingga 100 persen sejak awal 2022 membuat petani termasuk pada tanaman tebu menjadi tertekan. Tekanan kian terasa saat harga bahan bakar ketika harga bahan bakar minyak (BBM) ikut merangkak naik.

Situasi ini mendorong Badan Pangan Nasional menerbitkan Surat Edaran (SE) Badan Pangan Nasional Nomor 159/TS.02.02/K/6/2023 tentang Harga Pembelian Gula Kristal Putih (GKP) di Tingkat Petani. 

Dalam SE disebutkan agar pembelian GKP di tingkat petani oleh pelaku usaha gula dilakukan dengan harga paling sedikit Rp12.500 per kilogram (kg). Nilai ini naik 8 persen atau Rp1.000 per kg dari regulasi sebelumnya yakni Rp11.500 per kg. 

Penerbitan SE ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan harga gula dari hulu hingga hilir di tengah musim giling tebu yang sedang berlangsung. Umumnya, musim giling memicu penurunan harga gula di tingkat seiring dengan melimpahnya tebu.

Kenaikan harga pembelian gula konsumsi di tingkat petani tidak terlepas dari adanya kenaikan biaya produksi. Mulai dari biaya sewa, tenaga kerja, benih, pupuk, dan pestisida, serta biaya distribusi. 

 

3. Menimbang Untung-Rugi Fintech Syariah Kala Pemain Berguguran

Industri financial technology peer-to-peer atau fintech lending syariah menjadi salah satu langkah untuk melebarkan sayap bisnis syariah di Indonesia, meskipun tantangan pemenuhan ekuitas fintech masih membayangi sejumlah fintech konvensional.

Meski begitu kue bisnis dari sektor syariah patut untuk digali lebih dalam untuk memperbesar ekosistem syariah. Regulator menyebut potensi P2P lending syariah di masa yang akan datang  Situasi tersebut tercermin dari potensi ekonomi syariah Indonesia yang mencapai US$3 triliun. 

Adapun merujuk pada Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia 2022, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Indonesia memiliki potensi besar sebagai tempat perkembangan industri fintech syariah, mengingat Indonesia menjadi negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia. Tak ayal memiliki potensi ekonomi syariah sebesar US$3 triliun. 

Di samping itu, Indonesia masuk ke dalam peringkat kedua destinasi wisata halal dunia 2022 menurut standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022 dan menjadi peringkat ketiga dalam Global Islamic Fintech Report, serta Indonesia merupakan pusat investasi syariah dan investasi hijau global.

Sayangnya, otoritas menyebut kontribusi P2P lending syariah sampai dengan akhir 2022 masih relatif sangat kecil dibandingkan dengan seluruh industri. Misalnya saja, sepanjang 2022 total aset fintech lending syariah mencapai Rp133,64 miliar atau hanya 2,42 persen dari seluruh aset penyelenggara fintech lending. 

Sementara outstanding pendanaan yang diberikan sebesar Rp1,99 triliun atau 3,89 persen dari keseluruhan pendanaan fintech. Begitu pula dengan total rekening pemberi dana fintech P2P lending syariah yang hanya mencapai 55.507 atau 5,55 persen dari seluruh rekening pemberi dana fintech P2P lending.

Adapun untuk akumulasi sejak perusahaan didirikan, total rekening penerima dana fintech P2P lending syariah sebesar 36.016 atau 0,04 persen dari seluruh rekening penerima dana fintech P2P lending. Serta, penyaluran pembiayaan mencapai Rp7,13 triliun atau mengambil porsi 1,35 persen dari seluruh penyaluran fintech P2P lending sejak perusahaan berdiri.

 

4. Ketika Geliat Ekonomi Memacu Kendaraan Pekerja

Penjualan mobil niaga sepanjang lima bulan pertama 2023 menerakan laju pertumbuhan seiring dengan menggeliatnya sektor industri dan kebutuhan mobilitas masyarakat yang semakin kencang.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan bahwa penjualan kendaraan niaga sepanjang Januari-Mei 2023 meningkat, terdorong oleh performa posisi seluruh tipe kendaraan pekerja, kecuali pikap.

Kendaraan niaga mencakup bus, pikap, truk, dan mobil kabin ganda. Sepanjang lima bulan pertama 2023, penjualan kendaraan niaga mencapai 99.887 unit, meningkat 2,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 97.753 unit.

Penjualan bus melaju kencang 58,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 2.010 unit seiring dengan membaiknya pasokan dari pabrikan dan peningkatan permintaan armada untuk mendukung pergerakan mobilitas masyarakat yang makin massif.

Sementara pikap mengalami perlambatan, mobil kabin ganda justru menerakan peningkatan penjualan yang tajam. Pikap mengalami perlambatan penjualan 4,0 persen menjadi 54.138 unit. Adapun penjualan mobil kabin ganda berakselerasi kuat 17,5 persen menjadi 10.333 unit.

Pikap dan kabin ganda sama-sama berfungsi sebagai angkutan barang beban ringan. Bedanya, mobil kabin ganda memiliki dua kabin dan lebih banyak berfungsi sebagai kendaraan pendukung operasional, terutama di sektor perkebunan, dan pertambangan.

Seperti halnya mobil kabin ganda, penjualan truk juga meningkat. Pengiriman truk ke konsumen sepanjang Januari hingga Mei 2023 meningkat 3,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 33.406 unit. Sebagai kendaraan pekerja, performa penjualan truk sangat bergantung pada pergerakan ekonomi.

5. Menilik Alasan Generasi Muda Mulai Incar Tinggal di Apartemen

Permintaan pasar apartemen terus mengalami peningkatan pada kuartal I tahun 2023 setelah terpuruk selama pandemi Covid-19.  Berdasarkan data 99 Group, marketplace properti yang menaungi 99.co Indonesia dan Rumah123.com, di kuartal pertama 2023, pertumbuhan permintaan apartemen yang dijual tumbuh sebesar 24,2 persen dan 46 persen untuk apartemen yang disewakan dibandingkan kuartal sebelumnya. Temuan ini dapat menjadi indikator yang baik untuk optimisme dalam sektor apartemen di tahun 2023. Adapun wilayah terpopuler untuk permintaan apartemen berada di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Tangerang, dan Surabaya.

VP Product 99 Group Indonesia Agus Herryanto mengatakan dengan pertimbangan kelangkaan lahan dan kebutuhan akan mobilitas yang lebih baik bagi mereka yang beraktivitas utama di pusat kota, hunian apartemen akan terus menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang mencari pilihan hunian yang lebih terjangkau dan ingin tinggal di pusat kota. 

Tren permintaan apartemen dari tahun 2018 hingga 2022, generasi X dan generasi milenial terlihat mendominasi permintaan hunian apartemen sepanjang lima tahun terakhir. Di sisi lain, tren permintaan generasi Z terhadap apartemen mengalami pertumbuhan sebesar 4,99 persen di tahun 2021 dan kembali melesat bertumbuh 11,68 persen di 2022. Menurutnya, generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an, semakin tertarik memiliki hunian apartemen.

“Pertumbuhan permintaan mereka menunjukkan bahwa mereka menjadi segmen pasar yang menarik dalam industri properti, terutama dalam kategori apartemen. Temuan ini bisa menjadi salah satu acuan bagi pengembang dan pemasar properti untuk semakin mengenali target pasar dan merancang strategi pemasaran yang relevan guna menarik minat Generasi Z dalam membeli atau menyewa apartemen,” katanya.  

Salah satu pertimbangan yang paling mempengaruhi minat terhadap apartemen adalah efisiensi transportasi dan aksesibilitas. Selain itu, hunian vertikal seperti apartemen yang menargetkan kelas menengah dan atas juga menawarkan dukungan kemudahan hidup dengan fasilitas dan amenitas yang komprehensif dalam satu kawasan, seperti taman bermain, kolam renang, gym, dan sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper