Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan akan bicara saat dikonfirmasi terkait dengan dana Just Energy Transition Partnership atau JETP sebesar US$20 miliar atau setara dengan Rp300 triliun yang tak kunjung cair.
Luhut menyampaikan, sejauh ini dari pihak Indonesia sendiri tak ada kendala, bahkan program-program yang berkaitan dengan transisi energi sudah dipersiapkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves.
“Kendalanya? Tanya mereka. Kalau dari kita enggak ada kendala, kita semua siap,” kata Luhut saat ditemui di Djakarta Theater, Sabtu (24/6/2023).
Luhut sebelumnya sempat geram usai berkunjung ke Washington, D.C pada Mei 2023.
Bukan tanpa sebab, Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu geram lantaran komitmen pendanaan transisi energi yang disampaikan Amerika Serikat dan Jepang bersama rekanan lainnya sebesar UIS$20 miliar pada saat KTT G20 di Bali pada November 2022 belum jelas.
“Waktu saya ke Washington bulan lalu, kita paparin mereka bilang ya, terus saya bilang where is the money? Ao ao ngomong doang,” kata Luhut, Selasa (9/5/2023).
Baca Juga
Perlu diketahui, pakta iklim yang tergabung dalam kemitraan JETP sempat berjanji untuk menyediakan dana himpunan sebesar US$20 miliar dari publik dan swasta selama 3-5 tahun mendatang untuk pemerintah Indonesia.
Himpunan dana tersebut rencananya akan dimanfaatkan untuk membiayai program pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU dan pembangunan pembangkit baru berbasis energi terbarukan.
Sayanya, lanjut Luhut, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari kesanggupan penyaluran dana tersebut.
“Kalau kamu kasih harga loan-nya dengan harga commercial loan lupakan. Kami bisa lakukan sendiri, kenapa kalian ngatur-ngatur, kalau kalian nggak bisa kasih interest-nya dengan AAA country forget it, karena kalian akan mengganggu perekonomian kami,” ujarnya.