Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi BI Lebih Konservatif pada 2024

Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 BI lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang telah sepakat dengan DPR RI.
Gedung Bank Indonesia./ Bloomberg
Gedung Bank Indonesia./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.

Proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang telah sepakat dengan DPR RI pada kisaran 5,1 hingga 5,7 persen pada 2024.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan bahwa proyeksi BI yang lebih konservatif tersebut mengingat ketidakpastian global yang masih sangat tinggi.

“Karena memang di asumsi, khususnya di global kita lihat karena tantangannya masih tinggi, higher for longer masih terjadi, stabilitas sistem keuangan, khususnya perbankan regional masih rapuh, sehingga pemulihan di Amerika Serikat masih lambat,” katanya, dikutip Minggu (18/6/2023).

Destry mengatakan, untuk tahun ini, meski kondisi global masih sangat tidak menentu, namun ada angin segar dari perbaikan ekonomi China dan India.

“Ekonomi China, termasuk India lebih baik dari perkiraan kita sebelumnya, sehingga ini akan mempengaruhi ekonomi global,” jelasnya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara maju diperkirakan terhambat, terutama AS, karena pengetatan kebijakan moneter yang masih berlangsung, serta peningkatan risiko sistem keuangan yang meningkat setelah gagalnya sejumlah bank regional di AS.

Situasi inflasi yang masih tinggi di AS juga mendorong suku bunga kebijakan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang atau yang disebut higher for longer.

“Dengan perkiraan China dan India yang lebih baik, sehingga pertumbuhan ekonomi global 2023 bisa mencapai 2,7 persen dan akan meningkat ke 2,8 persen pada 2024,” kata Destry.

Di sisi lain, dia menambahkan, ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi juga masih berpotensi mendorong penguatan indeks dolar sehingga menahan aliran modal asing ke negara berkembang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper