Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivitas Ekonomi China Mei 2023 Melandai, PBOC Pangkas Suku Bunga Jangka Menengah

Bank sentral China atau PBOC memangkas suku bunganya setelah data resmi pada Kamis (15/6/2023) menunjukan pelemahan dan The Fed menahan suku bunganya.
Bank sentral China, Peoples Bank of China foto 28 September 2018./Reuters
Bank sentral China, Peoples Bank of China foto 28 September 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral China atau PBOC memangkas suku bunga jangka menengahnya pada Kamis (15/6/2023) setelah data resmi menunjukan aktivitas ekonomi yang melemah.  

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/6), PBOC kembali menggenjot stimulus moneternya untuk mendorong perekonomian di tengah melemahnya pasar ekonomi, investasi bisnis yang menurun, dan rekor pengangguran tertinggi di kalangan anak muda. 

PBOC menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun, atau fasilitas pinjaman jangka menengah sebesar 10 bps menjadi 2,65 persen. Langkah ini mungkin mendorong bank untuk menurunkan suku bunga pinjaman jangka panjang pekan depan.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan output industri melambat menjadi 3,5 persen yang sebelumnya sebesar 5,6 persen pada April 2023. Penjualan ritel tumbuh 12,7 persen, lebih rendah dari ekspektasi. 

Kemudian, investasi aset tetap oleh bisnis swasta mengalami kontraksi dalam lima bulan pertama tahun 2023. Investasi properti semakin memburuk.

Ekonom Bloomberg Chang Shu dan David Qu menjelaskan bahwa penjualan ritel di bawah ekspektasi menunjukan pemulihan konsumsi kehilangan momentumnya. 

Perlambatan investasi aset tetap kemudian lebih tajam dari yang diperkirakan. Hal ini menunjukan penurunan pengeluaran swasta, terutama di sektor properti yang mengalahkan stimulus pemerintah dalam bentuk pengeluaran untuk proyek besar.

Sebagaimana diketahui, PBOC melakukan pelonggaran kebijakan moneternya, tepat pada saat The Fed menghentikan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 15 bulan. Namun, The Fed juga mengisyaratkan pengetatan yang lebih lanjut untuk kedepannya. 

Perbedaan suku bunga antara AS dan China yang semakin besar telah memicu aliran modal keluar dan menekan nilai tukar yuan, yakni turun lebih dari 3 persen terhadap dolar tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper