Bisnis.com, JAKARTA – Sejak 2018, jumlah orang di seluruh dunia yang biasanya mengakses berita melalui situs web atau aplikasi telah menyusut sebanyak 10 persen.
Hal ini disebabkan pergeseran tren orang yang lebih memilih memperoleh berita melalui media sosial.
Melansir Reuters pada Rabu (14/6/2023), survei dari Reuters Institute for the Study of Journalism menunjukkan konsumen cenderung memperhatikan selebriti, influencer, dan tokoh media di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat, dibanding jurnalis.
TikTok yang merupakan media sosial dengan kemampuannya bertumbuh pesat telah digunakan oleh 20 persen pengguna usia 18 hingga 24 tahun untuk memperoleh informasi.
Sementara itu, berdasarkan survei tersebut, minat responden menunjukkan adanya penurunan terhadap konsumsi berita.
"Tidak ada alasan yang masuk akal untuk mengharapkan bahwa mereka yang lahir pada tahun 2000-an akan tiba-tiba lebih memilih situs web kuno, apalagi siaran dan media cetak, hanya karena mereka bertambah tua," kata Direktur Reuters Institute Rasmus Nielsen dalam laporan tersebut.
Baca Juga
Sekitar sepertiga dari responden survei mengatakan bahwa berita yang dipilihkan untuk mereka berdasarkan konsumsi sebelumnya adalah cara yang baik untuk memperoleh berita, turun 6 poin dari tahun 2016, saat survei terakhir mengajukan pertanyaan tersebut.
Namun, masyarakat masih lebih suka jika berita yang mereka terima ditentukan oleh algoritme daripada oleh editor atau jurnalis.
Pada tahun lalu, kepercayaan terhadap berita telah turun sebesar 2 persen.
Rata-rata, 40 persen orang mengatakan bahwa mereka mempercayai sebagian besar berita hampir sepanjang waktu. Amerika Serikat telah mengalami peningkatan 6 poin dalam kepercayaan terhadap berita, menjadi 32 persen, tetapi tetap berada di antara yang terendah dalam survei.
Secara keseluruhan, 56 persen orang mengatakan bahwa mereka merasa ragu dalam mengenali perbedaan antara berita asli dan palsu di internet.
Survei tersebut menunjukkan sebanyak 48 persen orang mengatakan bahwa mereka sangat tertarik dengan berita. Angka tersebut menunjukkan penurunan dari 63 persen pada tahun 2017.